Dalam NKRI, Nilai Musyawarah, Toleransi dan Tolong-menolong Bagian Penting Kehidupan Masyarakat
![]() |
Irine Yusiana Roba Putri melakukan sosialisasi Empat Pilar MPR RI di SD Inpres Gorua, Halmahera Utara, Maluku Utara (Malut), Rabu (30/4/2025). |
Saat melakukan sosialisasi Empat Pilar MPR RI di SD Inpres Gorua, Halmahera Utara, Maluku Utara (Malut), Rabu (30/4/2025) dan diikuti orang tua murid, Irine menegaskan, nilai-nilai ini tercermin dalam berbagai aspek, termasuk dalam Pancasila dan budaya bangsa Indonesia.
Menurutnya, musyawarah merupakan proses pengambilan keputusan bersama melalui diskusi dan pertimbangan berbagai pendapat, yang tercermin dalam sila keempat Pancasila: "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan."
"Semua pihak terlibat dalam mencapai titik penyelesaian masalah. Dari musyawarah kita bisa belajar, bagaimana kita menyampaikan pendapat di depan umum, menyanggah pendapat orang lain, dan yang terpenting harus memberi solusi," katanya.
Hal ini bisa dibuat contoh untuk praktek di sekolah seperti pemilihan ketua OSIS bagi jenjang menegah dan jenjang atas, juga bisa terapkan juga pada anak-anak Sekolah Dasar untuk melakukan musyawarah pemilihan ketua kelas.
Nilai berikutnya adalah toleransi, yaitu menghargai perbedaan, baik agama, suku, budaya, maupun pendapat. Hal ini penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa yang majemuk.
"Dari kata toleransi kita dapat menerapkan sedari dini dibangun dari lingkungan rumah dan sekolah. Belajar memahami toleransi di rumah bisa kita lakukan seperti; belajar untuk menghargai keluarga di rumah, saling membantu dalam pekerjaan rumah seperti mencuci piring, menyapu, memasak dan lainnya," sambungnya.
Di sekolah kita bisa belajar toleransi dari banyak hal. Contoh saat bulan suci Ramadhan, kita harus bisa saling menjaga sikap, menghargai teman-teman yang sedang berpuasa, menghormati bapak dan ibu guru, berteman tanpa membedakan fisik, suku, ras dan agama.
Indonesia adalah Negara yang memiliki ragam dan budaya. Kita bersandingan dengan orang-orang dari berbagai macam suku, agama, dan ras setiap harinya. Lingkungan sekolah yang sangat berperan penting dalam membangun toleransi pada diri siswa.
Nilai penting yang terakhir ialah, tolong-menolong. Terdengar seperti mudah dilakukan namun ini adalah nilai yang paling sulit untuk dilakukan.
“Untuk apa menolong kalau tidak ada untungnya untuk diri saya? Untuk apa menolong, kan dia berperilaku tidak baik? Saya selalu menanamkan pada diri saya, untuk selalu berbuat baik pada sesama umat manusia. Tidak perduli dia baik atau jahat, saya akan selalu berbuat baik sebagaimana Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan yang terbaik untuk diri saya?" tanya Irine.
Mungkin akan sulit diajarkan pada anak usia dini, tapi dari usia dinilah anak harus diajarkan untuk tolong-menolong. Semakin banyak perbuatan baik yang kita lakukan semakin banyak berkat yang terbaik yang akan Tuhan Yang Maha Esa akan berikan kepada kita.
"Saya terus memperjuangkan Program Indonesia Pintar untuk anak-anak Maluku Utara. Saya dengan semangat memperjuangkan Program Indonesia Pintar supaya anak-anak di Maluku Utara bisa sekolah. Saya ingin sekali, semua anak merasakan bangku sekolah, merasakan indahnya bersosialisasi dengan teman sebaya, dan memahami bagaimana berperilaku di tempat umum." (jo4)
Tidak ada komentar: