Peserta sosialisai Empat Pilar yang diadakan melalui Zoom dan diikuti orang tua murid SMPN 5 Ternate, Malut.


TERNATE, JO- Undang-Undang Dasar 1945 pada Bab I Pasal 1 yang berbunyi “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik”. Negara kesatuan ini bentuk suatu negara yang merdeka dan berdaulat, dengan wilayah dari Sabang sampai Merauke yang memiliki ribuan pulau dari lautan yang sangat kaya dengan berbagai macam flora dan faunanya serta kekayaan alamnya. 

Kemudian keberagaman dalam berbagai aspek kehidupan adalah takdir bagi bangsa Indonesia yang tidak mungkin dihindari. Hal itu justru merupakan anugerah yang harus disyukuri. 
 
Hal itu disampaikan anggota DPR/MPR RI Irine Yusiana Roba Putri (IYRP) saat melakukan sosialisasi Empat Pilar di daerah pemilihannya Maluku Utara (Malut). Kali ini sosialisasi dengan tema Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) diikuti para orang tua murid SMPN 5 Ternate, Malut, dengan materi yang disampaikan secara online, Selasa (16/3/2021). 

”NKRI itu adalah identitas kita, yang harus selalu kita jaga dan kita junjung tinggi dimanapun dan kapanpun,” kata Irine dalam kegiatan sosialisasi yang disambut sangat antusias para peserta.
Dikatakan, begitu banyak keberagaman di Indonesia. Sebagai contoh adalah dari segi budaya, suku, agama dan letak geografis tempat tinggal. Tapi perbedaan ini harus dijadikan penyatu yang membangun.

"Sebagai orang tua atau guru kita harus selalu setia pada NKRI. Kita harus bisa selalu menjunjung tinggi NKRI dimanapun dan kapanpun. Pengajaran dari rumah dan dari sekolah akan selalu diingat dan dipahami oleh seorang anak. Jangan biarkan perbedaan menjadi penghancur, tetapi buatlah perbedaan menjadi penyatu yang membangun. Pengajaran paling penting dan berpengaruh ialah pengajaran yang berasal dari rumah dan sekolah," sambungnya.
Anggota DPR/MPR RI Irine Yusiana Roba Putri saat memberikan materi sosialisasi mengenai NKRI.

Ada nilai pada NKRI yang menurut IYRP sangatlah penting dalam kehidupan bermasyarakat, yaitu musyawarah, toleransi, dan tolong-menolong. Nilai pertama yaitu musyawarah adalah hal penting dalam kehidupan bermasyarakat. Seperti yang tercantum pada sila keempat Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

Disana tercantum kata “Musyawarah” yang berarti pembahasan, perundingan masalah, penyelesaikan yang dilakukan oleh beberapa kelompok untuk mencapai suatu nilai baik dalam pemecahan suatu masalah. Semua pihak terlibat dalam mencapai titik penyelesaian masalah. 
 
"Dari musyawarah kita bisa belajar, bagaimana kita menyampaikan pendapat di depan umum, menyanggah pendapat orang lain, dan yang terpenting harus memberi solusi. Kita bisa buat contoh untuk praktek di sekolah seperti pemilihan ketua OSIS bagi jenjang menegah dan jenjang atas, kita juga bisa terapkan juga pada anak-anak sekolah dasar untuk melakukan musyawarah pemilihan ketua kelas."
 
Nilai penting nomor dua yaitu "Toleransi" yaitu memiliki arti keterbukaan/lapang dada/kesabaran. Dari kata toleransi dapat menerapkan sedari dini dibangun dari lingkungan rumah dan sekolah. Belajar memahami toleransi di rumah bisa kita lakukan seperti; belajar untuk menghargai keluarga di rumah, saling membantu dalam pekerjaan rumah. 
 
"Di sekolah kita bisa belajar toleransi dari banyak hal. Contoh saat bulan suci Ramadhan, kita harus bisa saling menjaga sikap, menghargai teman-teman yang sedang berpuasa, menghormati bapak dan ibu guru, berteman tanpa membedakan fisik, suku, ras dan agama. Seperti yang kita tahu, bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki ragam dan budaya. Kita bersandingan dengan orang-orang dari berbagai macam suku, agama, dan ras setiap harinya. Lingkungan sekolah yang sangat berperan penting dalam membangun toleransi pada diri siswa," ucap Irine.

Nilai penting yang terakhir ialah "Tolong-menolong". Terdengar seperti mudah dilakukan namun ini adalah nilai yang paling sulit untuk dilakukan. Tapi selalu ada yang bertanya untuk apa menolong kalau tidak ada untungnya untuk diri saya? Untuk apa menolong, kan dia berperilaku tidak baik?

"Saya selalu menanamkan pada diri saya, untuk selalu berbuat baik pada sesama umat manusia. Tidak perduli dia baik atau jahat, saya akan selalu berbuat baik sebagaimana Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan yang terbaik untuk diri saya. Mungkin akan sulit diajarkan pada anak usia dini, tapi dari usia dinilah anak harus diajarkan untuk tolong-menolong," jelas Irine lagi. (jo4)


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.