Wawancara Kepala Rutan Kelas I Labuhan Deli Nimrot Sihotang: Negara Hadir untuk Mengurus Warga Binaan

Nimrot Sihotang (kanan) bersama wartawan the Jakarta Observer.

MEDAN, JO–
Belum lama ini, the Jakarta Observer bertamu ke Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Labuhan Deli, Sumatera Utara, untuk melakukan wawancara dengan Kepala Rutan Kelas I Labuhan Deli Nimrot Sihotang, AMd, SH, MH. 

Kepada tim the Jakarta Observer, Nimrot menuturkan secara rinci dan detail bahwa ada banyak anggapan atau penilaian umum masyarakat Indonesia, khususnya warga Kota Medan yang kurang tepat mengenai kehidupan di rutan. Sebut saja dengan kisah perlakuan kasar dan kurang perduli dengan warga binaan. Termasuk layanan pemberian makanan hingga aktifitas dan kebutuhan lainnya. 

Saat pertama mengunjungi rutan ini, tidak tampak kesan negatif itu. Bahkan di bawah kepemimpinan Nimrot, warga binaan sangat diperhatikan, diberikan edukasi, pelatihan dan dengan memperhatikan makanan, kebersihan dan lainnya. "Negara yang direpresentasikan oleh Kementerian Hukum dan HAM benar benar hadir dalam mengurus warga binaan," kata Nimrot. 

Begitu menginjakkan kaki, dapat dirasakan Rutan Kelas I Labuhan Deli cukup ramah untuk pengunjung. Terlihat hand sanitizer dimana mana sebagai upaya mencegah penularan Covid-19, juga ada personil Duta Layanan Rutan, ada ruang untuk ibu menyusui, ruang bermain untuk anak-anak, kursi tunggu dan kawasan khusus merokok untuk para perokok aktif. Terdapat pula ATM, areal parkir dan spanduk-spanduk keterangan layanan yang digalakkan oleh Rutan Klas I Labuhan Deli. Termasuk tulisan "AHOI" yang artinya Amanah, Humanis, Optimis, Integritas. 
 
Nimrot sendiri sudah berkarir selama 17 tahun sebagai Abdi Negara dan telah menjabat sebagai Kepala Rutan Klas I Labuhan Deli selama 4 tahun lamanya. Kepada wartawan the Jakarta Observer-Medan, Bobi R Sitinjak saat melakukan bincang-bincang mengatakan bahwa Nimrot ingin lebih lagi dalam berkarya kepada masyarat sebagai Abdi Negara. 
 
Pada saat wartawan bertanya apakah dirinya hanya akan berhenti di jabatan kepala rutan seperti saat ini, Nimrot menjawab bahwa semua itu kembali kepada pimpinannya, karena yang jauh lebih penting adalah dia selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik dalam mengemban amanah yang dipercayakan kepadanya. 

Berikut adalah wawancara selengkapnya dengan wartawan the Jakarta Observer dengan Nimrot Sihotang (Redaksi)

Saat ini, ada berapa total warga binaan yang ada di Rutan Kelas I Labuhan Deli ini? 

Total warga binaan kita saat ini adalah 1.648 orang. Kapasitas warga binaan sesuai kuota sebenarnya adalah 300-an orang, artinya terdapat over kapasitas alias overload yang tinggi, dan ini menjadi pertanda atau indikasi bahwa masih tingginya warga yang melakukan pelanggaran terhadap hukum di RI khususnya di Kota Medan. 

Bagaimana anggaran belanja dapur dan bagaimana kondisi dan penanganan kesehatan warga binaan? 

Untuk belanja dapur sendiri sudah ada penyesuaian anggaran dari kementerian dan untuk menu makan sendiri bisa dikatakan seperti pelayanan hotel kelas melati, dalam artian bahwa menu di rumah tahanan itu adalah memenuhi unsur 4 sehat 5 sempurna. 

Ini menjadi eduksi juga ke masyarakat bahwa tidak benar warga binaan itu diterlantarkan, tetapi negara benar benar hadir terhadap warga binaan melalui petugas – petugas rutan yang sudah berjuang maksimal dalam melakukan pengawasan, pemulihan dan pembinaan. 

Bagaimana Pak Nimrot kebersihan di dalam ruang kamar tahanan dan apa saja aktivitas rutin dari warga binaan Rutan Klas I Labuhan Deli Ini?

Baik, untuk kebersihan di dalam kamar tahanan saya jamin kebersihannya selalu bersih dan tentu itu sudah menjadi bagian dari tugas kontrol yang dilakukan oleh petugas rutan. Kami melakukan jadwal rutin mulai dari pagi hari, siang hingga malam hari, telah ada jadwal aktifitas warga binaan termasuk salah satunya adalah kebersihan kamar tahanan itu sendiri. 

Selain itu, kami melakukan aktivitas pembinaan seperti pelatihan bengkel kendaraan mesin roda dua, roda empat, pelatihan bercocok tanam, dimana kami bekerja sama dengan pihak pihak instansi terkait baik swasta maupun instansi pemerintah dan warga masyarakat Kota Medan. 

Juga kita aktifkan kegiatan olah raga dan banyak lagi akfitas lainnya dalam rangka upaya mengembalikan warga binaan menjadi warga sebagaimana masyarakat pada umumnya. 

Seperti apa tindakan tegas yang dilakukan petugas rutan? Apakah berakibat kepada kontak fisik juga?

Sejauh yang saya pantau dan sesuai dengan SOP, bahwa semua yang dilakukan petugas Rutan adalah melakukan pembinaan. Anggapan masyarakat ataupun ada pemberitaan dari beberapa media bahwa ada tindakan kekerasan di rumah tahanan negara khususnya di Rutan Klas I Labuhan Deli itu tidak benar.

Namun kita tidak bisa menghindari bahwa memang ada perkelahian sesama warga binaan Rutan dan itu hampir terjadi setiap hari. Kami sebagai manusia biasa memang tidak bisa melakukan pengawasan total karena keterbatasan personil Rutan, perkelahian sesama warga binaan ini di picu oleh hal hal internal Warga binaan itu sendiri

Kami membaca dimana mana ada tulisan "AHOI", sebenarnya apa artinya? 
 
AHOI itu sendiri adalah diambil dari salam Suku Melayu Deli, dimana lokasi Rumah Tahanan Negara Klas I Labuhan Deli berada di tengah-tengah masyarakat Suku Deli. AHOI yang dimaksud adalah bahwa Rutan Klas I Labuhan Deli menjungjung Nilai-nilai sebagai berikut; A : Amanah, H : Humanis, O : Optimis, I : Integritas. 
 
Apa pesan dan harapan Pak Nimrot kepada masyarakat agar taat kepada hukum, dan citra rumah tahanan yang keliru di masyarakat? 

Saya berpesan kepada semua Warga Kota Medan khususnya agar berpikir matang sebelum memutuskan untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Tentunya, dengan berpikir matang sebelum memutuskan bertindak akan menjadi salah satu cara terhindar dari aktifitas yang melawan hukum dan tentunya akan terhindar dari jeratan Hukum yang berlaku di Indonesia.

Saya berharap, siapapun yang membaca berita bincang-bincang kali ini, pemikiran bahwa warga binaan di Rumah Tahanan Negara itu tidak diurus dengan benar itu adalah salah dan agar dibuang jauh jauh cara berpikir seperti itu.

Negara dalam hal ini Kemenkumham melalui kepala rutan dan jajaran telah berupaya keras dan sekuat tenaga melakukan pembinaan kepada Warga binaan rutan agar saat kembali kepada masyarakat, bisa kembali hidup baik sebagaimana masyarakat pada umumnya. Saya berharap agar siapapun kita, agar dapat saling bahu membahu dalam mengarahkan warga binaan ini menjadi lebih baik lagi.(jomdn-02)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.