Update 10 Agustus 2010: Kasus Positif Harian di DKI Jakarta 479 Kasus

Grafik kasus positif harian di Jakarta trend meningkat.
JAKARTA, JO- Perkembangan terbaru kasus Covid-19 di DKI Jakarta, diketahui ada sebanyak 479 kasus positif baru per Senin (10/8/2020), sehingga kasus aktif di ibu kota menjadi 8.807 orang yang dirawat/ isolasi.

Sedangkan jumlah kasus Konfirmasi secara total di Jakarta sampai hari ini sebanyak 26.193 kasus. Dari jumlah tersebut, 16.446 orang dinyatakan telah sembuh dan 940 orang meninggal dunia.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia Tatri Lestari menyebut pihaknya terus memassifkan tes PCR untuk menemukan kasus baru secara cepat agar dapat segera melakukan tindakan isolasi atau perawatan secara tepat, sehingga memperkecil potensi penularan Covid-19.

Dwi Oktavia Tatri Lestari memaparkan, berdasarkan data terkini Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dilakukan tes PCR sebanyak 3.080 spesimen. Dari jumlah tes tersebut sebanyak 2.611 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 479 positif dan 2.132 negatif.




"Dari 479 kasus positif tersebut, 250 kasus adalah akumulasi data dari dua hari sebelumnya yang baru dilaporkan. Untuk rate tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 43.600. Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 47.018," terangnya, dikutip dari siaran pers PPID Provinsi DKI Jakarta, Senin (10/8).

Ia menjelaskan, WHO telah menetapkan standar jumlah tes PCR adalah 1.000 orang per 1 juta penduduk per minggu. Berdasarkan WHO, Jakarta harus melakukan pemeriksaan PCR minimum pada 10.645 orang (bukan spesimen) per minggu atau 1.521 orang per hari.

"Saat ini jumlah tes PCR di Jakarta setiap pekan adalah emapt kali lipat standar WHO," imbuhnya.

Tes PCR di Jakarta dilakukan melalui kolaborasi 54 Laboratorium Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, BUMN, dan swasta. Pemprov DKI Jakarta memberikan dukungan biaya tes kepada Laboratorium BUMN dan swasta yang ikut berjejaring bersama dalam pemeriksaan sampel program.

Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 7,8 persen, sedangkan Indonesia sebesar 15,5 persen. WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5 persen.

Lebih lanjut, Dwi menyampaikan, label stigma dan diskriminasi dapat berdampak negatif terhadap kondisi kejiwaan hingga menurunkan imunitas seseorang untuk melawan virus Covid-19.

"Jadilah pribadi yang mampu membangun rasa gotong royong, rasa kebersamaan dan empati terhadap sesama yang terdampak COVID-19 dan berupaya membangun hal-hal positif untuk mencegah stigma dan diskriminasi," ujarnya. (jo-3)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.