Jokowi Tegaskan Upaya Percepatan Pembangunan Ekonomi Nasional

Presiden Joko Widodo
JAKARTA, JO- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan Pidato Kenegaraan di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8). Dalam pidatonya, Presiden mengungkapkan komitmen mempercepat pembangunan nasional melalui deregulasi dan debirokratisasi.

Dalam pidatonya di hadapan anggota DPR/DPD RI, Kepala Negara menyebut, banyak regulasi yang sudah relevan pada periode saat ini sehingga harus diperbaharui untuk menyongsong perubahan zaman seperti menyederhanakan regulasi yang membingungkan dan memangkas prosedur yang rumit.

Langkah nyata dalam program deregulasi dan debirokratisasi di level Pemerintah Pusat yakni terbitnya 12 Paket Kebijakan Ekonomi sampai dengan awal Juni 2016.

Dari 12 Paket Ekonomi tersebut, sebanyak 96 persen perangkat regulasinya sudah selesai disiapkan. Lalu untuk mempercepat manfaat dari paket-paket itu, telah dibentuk Satuan Tugas Percepatan dan Efektivitas Pelaksanaan Kebijakan Ekonomi tanggal 28 Juni 2016.

Di level daerah, pemerintah telah telah mensinkronkan berbagai Peraturan Daerah (Perda) terkait perdagangan dan investasi. Lebih dari 3.000 Perda sudah dibatalkan karena menghambat kemajuan perdagangan dan kemudahan berusaha.

"Mencermati berbagai kesalahpahaman tentang pembatalan Perda, saya tegaskan dua hal. Pertama, sinkronisasi Perda dilakukan untuk kepentingan nasional, yang artinya termasuk kepentingan daerah," sebutnya.

Perda yang dibatalkan hanya terkait urusan perdagangan dan investasi. Sinkronisasi dilakukan agar ada keselarasan, agar ada kesinambungan regulasi dari Undang-Undang Dasar 1945 dengan beragam regulasi di tingkat pusat hingga daerah.

Ditegaskan, tidak ada peraturan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, yang berada di atas Undang-Undang Dasar 1945. Semuanya harus berada di bawah konstitusi, di bawah kehendak rakyat.

Pada bagian lain Jokowi juga menyebut, di tengah perlambatan perekonomian dunia, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa cukup tinggi, dan bahkan menjadi salah yang tertinggi di Asia.

"Sampai sekarang ekonomi global masih mengalami perlambatan. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi nasional juga terpengaruh. Namun kita patut bersyukur bahwa perekonomian Indonesia pada triwulan pertama tahun 2016 tumbuh 4,91 persen. Bahkan dalam triwulan kedua tahun ini, pertumbuhan ekonomi nasional naik menjadi 5,18 persen," kata Presiden. (jo-2)


Sebelum ke Yogyakarta, Cek Dulu Tarif Hotel dan Ulasannya Ke Bandung? Cek Dulu Hotel, Tarif dan Ulasannya Disini Cek hotel di Lombok, bandingkan harga dan baca ulasannya Liburan ke Surabaya? Cari hotel, bandingkan tarif dan baca ulasannya Cek hotel di Parapat, Danau Toba, bandingkan harga dan baca ulasannya

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.