Kerambah Jaring Apung di Danau Toba.
JAKARTA,JO- Buruknya mutu air Danau Toba semakin kronis. Pencemaran air itu terjadi sejak berdiriya perusahaan PT Aqua Farm Nusantara yaitu Perusahaan Milik Asing (PMA) sejak 2005 yang berkantor di Jalan Justin Sirait, Desa Pardamean, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sumatera Utara (Sumut).

Perusahaan ini membuat peternakan ikan di perairan Danau Toba dengan Kerambah Jaring Apung (KJA) untuk melakukan proses pembesaran yang nantinya di ekspor ke Eropa dan Asia.

Bayangkan sudah 10 tahun lamanya perusahaan itu mengotori air Danau Toba. Wilayah yang kaya air, namun terpaksa harus membeli air, sedangkan bagi yang lain terpaksa mengonsumsi dan berimbas kepada kesehatan manusia.

Bahkan, wilayah yang menggantungkan hidupnya dari sektor pariwisata, semakin hari semakin kehilangan pesonanya, karena banyak wisatawan yang enggan untuk mandi di danau, dan banyaknya kerambah membuat kusut pemandangan.

Daripengamatan JakartaObserver.com belum lama ini di lokasi, pencemaran air Danau Toba sudah terlihat secara kasat mata. Air danau yang biasanya terlihat jernih kini kelihatan keruh, berlumut. Kondisi ini terlihat hingga 20 meter dari bibir pantai.

Pengangkut ikan hasil kerambah.

Bahan pencemar air Danau Toba ialah residu pakan dari keberadaan peternakanikan di KJA milik PT Aqua Farm Nusantara dan juga milik masyarakat. Diperkirakan sekitar 20 persen pakan ikan tidak habis di konsumsiikan dan menjadi residu yang mengendap di dasar danau.Diketahui saat ini jumlah KJA di perairan Danau Toba sebanyak 8.912 unit.

Bahan-bahan ini telah menutupi perairan Danau Toba seluas 133 hektar dari total luas dari perairan Danau Toba mencapai 112.795 hektar. Sementara jumlah pakan ikan yang ditabur sekitar 300 ton per hari.

Banyaknya pakan ikan yang di tebar di kerambah mengandung zat Amonia.Tentu semakin lama pakan ikan menumpuk dan mengendap hingga menggunung di dasar danau.

Data hasil pengujian lab kondisi mutu air Danau Toba pada tahun 2009 menyimpulkan bahwa kualitas mutu air sudah tercemar “sedang”. Jika terhitung mulai 2005 sampai 2009 kondisi mutu air Danau Toba sudah tercemar sedang prosesnya hanya berlangsung empat tahun.

Ikan nila
Nah bagaimana tingkat penemaran 2015 ini dalam proses sepuluh tahun bisa dipastikan telah mencapai tingkat pencemaran berat.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengakui telah menyusun skenario penyelamatan Danau Toba. Pasalnya, kondisi mutu air di kawasan Danau Toba telah tercemar “Berat” akibat limbah pakan ikan dan juga dari limbah domestik.

"Dari hasilpemeriksaan kami bahwa mutu air Danau Toba yang kami lakukan baru baru ini sejak pertengahan bulan Juni 2015 lalu menunjukkan mutu air Danau Toba makin buruk. Air bahkan mengeluarkan bau tak sedap," ucap Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar dalam diskusi kusus penanganan mutu air Danau Toba kepada wartawan.

Meningkatnya kadar Nitrogen (NH-N3) yang banyak terdapat dalam pakan ikan yang nota bene banyak dikembangkan di perairan Danau Toba akan berpengaruhpada kualitas air.Implikasi berikutnya kandungan NH-N3 akan menjadi zat yang sangat berbahaya jika masuk dalam tubuh manusia.

Demikian juga dengan pembuanganlimbah rumah tangga dan restoran serta hotel yang langsung diarahkan kepadatadahan air Danau Toba.Secara ilmiah, siklus penderitaan manusia sudah sangatjelas.Bayangkan ada sekitar 400.000 orang yang tinggal di tepi Danau Toba.

Jika ikan yang ada atau dikembangbiakkan di perairan Danau Toba telahmengandung zat-zat berbahaya, ketika ikan tersebut dikonsumsi tentu akanmelanjutkan mata rantai zat beracun tersebut. Muara terakhirnya ada padamanusia yang terus menerus berlangsung dari generasi ke generasi.Membiarkan Danau Toba teremar dan tak terpelihara,sama artinya membuka peluang bagi kehancuran ekosistem dan siklus kehidupan yang terjadi di sekitarnya. (Budi SN)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.