KPK: Rp7.200 Triliun Bukan Kebocoran Tapi "Potential Revenue" Terkait Migas
![]() |
Bambang Widjojanto |
Seperti disampaikan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto di Jakarta, Selasa (17/6), apa yang pernah diungkapkan Ketua KPK Abraham Samad mengenai angka Rp7.200 triliun bukanlah kebocoran uang negara, namun potential revenue (potensi pendapatan) dari sektor minyak dan gas (migas) jika dilakukan nasionalisasi aset-aset migas.
"Saya sudah minta penjelasan dari Abraham Samad. Abraham Samad mengatakan ucapannya itu bukan mengarah kepada kebocoran uang negara, tapi potential revenue," jelas Bambang.
Sebelumnya dalam debat capres Minggu (15/6), Prabowo Subianto menyebut kebocoran uang negara hampir Rp7.200 menurut informasi KPK, namun Prabowo menyebut timnya punya angka Rp1.000 triliun. Kebocoran ini, kata Prabowo, akan dicegahnya jika terpilih menjadi presiden, dan akan digunakan untuk kemakmuran rakyat.
Bambang telah menelusuri sumber pernyataan itu, dan menemukan Samad memang pernah menyampaikannya dalam acara Rakernas III PDIP di Ancol, Jakut, pada 7 September 2013 lalu. Abraham Samad menyebut saat itu negara bisa mendapatkan potensi Rp 20 ribu triliun per tahun bila tata kelola energi dilakukan dengan benar. (Baca berita sebelumnya: Presiden SBY Pertanyakan Kebocoran Anggaran Sampai Rp 7.200 Triliun )
Namun angka Rp7.200, tidak pernah disampaikan sebagai kebocoran uang negara. Bambang menegaskan ada perbedaan yang jelas antara kebocoran dengan potential revenue.
"Kalau kebocoran itu, dana ada, bocor. Kalau potential revenue, itu dananya ada di situ, tapi kita tahu dananya dari mana, seperti pajak, PNBT, atau dari NPWP kita hitung semua, muncullah dugaan saya ya dari situ," terang Bambang.
Bambang juga menambahkan, dari laporan KPK selama 10 tahun KPK kerja, KPK sudah menyelamatkan keuangan negara hampir Rp 260 triliun. (jo-2)
Jalan-jalan ke Las Vegas? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya
Tidak ada komentar: