Fahira Idris Kembali Tegaskan akan Perjuangkan PAUD Wajib Belajar dan Gratis

Fahira Idris
JAKARTA, JO- Caleg DPD dari daerah pemilihan DKI Jakarta, Fahira Idris akan memperjuangkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menjadi program wajib belajar dan gratis. Menurut Fahira, jika PAUD bagus, maka 30 tahun ke depan bangsa Indonesia akan dijalankan oleh orang-orang yang punya karakter dan pribadi-pribadi yang tangguh.


Selama ini, begitu Fahira Idris, karena bukan bagian dari program wajib belajar, maka keberpihakan anggaran untuk PAUD memang tidak ada. Tak heran, dari 30 juta anak usia 0-6 tahun yang ada di Indonesia, baru 30 persen yang mendapat layanan PAUD.

Padahal, kata Fahira Idris, di Jakarta, Senin (7/4), PAUD adalah kawah candradimuka yang melahirkan calon-calon penerus bangsa. Sudah banyak riset yang menyimpulkan kalau 50 persen kapabilitas kecerdasan orang dewasa telah terjadi ketika anak berumur empat tahun.

”Tidak ada jalan lain, PAUD harus jadi program wajib belajar dan gratis. Mulai sekarang harus segera disusun road map, rencana aksi, jika perlu susun naskah akademik agar PAUD menjadi program wajib belajar dan gratis. Dan saya ingin perjuangkan ini jadi kenyataan,” tegas Fahira menambahkan Indonesia terikat kesepakatan dengan UNESCO bahwa pada tahun 2015 angka partisipasi kasar (APK) PAUD di Indonesia harus terpenuhi 75 persen.

Menurut Fahira Idris, seorang anggota DPD punya wewenang untuk ikut membahas RUU yang berkaitan dengan pendidikan. “Jika saya terpilih jadi anggota DPD, saya akan perjuangkan PAUD jadi program wajib belajar sehingga bisa dinikmati gratis oleh seluruh anak di Jakarta,” ujar perempuan yang juga aktivis sosial ini.

Memang, dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas), PAUD masih dikategorikan jenis pendidikan non-formal. Karena pendidikan non-formal, maka keberadaan sekitar 174 ribu unit PAUD di Indonesia adalah inisiatif kelompok-kelompok masyarakat. Keberadaan PAUD di Indonesia masih dianggap pendidikan non formal sehingga belum ada perhatian khusus, padahal PAUD tidak kalah pentingnya dari SD, SMP, mapun SMA.

“Jika PAUD kita berkualitas, anak-anak akan terbentuk jadi pribadi yang mandiri, percaya diri, punya rasa sosial yang tinggi, cepat beradaptasi, berani jujur, dan punya rasa ingin tahu yang besar. PAUD menjadi penting karena anak-anak inilah yang akan menjalankan roda bangsa ini 30-40 tahun ke depan,” ujar Caleg DPD Dapil DKI Jakarta nomor 11 ini.

Di Jakarta sendiri, menurut Fahira, saat ini ada sekitar 1.250-an PAUD, dengan jumlah peserta didik 68 ribu anak yang diajar 6.200-an tenaga pengajar. Hampir semuanya PAUD ini inisiatif masyarakat sehingga mulai dari visi misi hingga kurikulumnya dibuat sesuai para penyelenggara PAUD dan tenaga pengajar kebanyakan adalah relawan.

Persoalan mendasar lain terkait PAUD, lanjut Fahira, kebanyakan gedung-gedung PAUD di Jakarta masih sangat sederhana atau seadanya. Tenaga pengajar, hampir 80 persen juga belum sarjana, ditambah gajinya yang sangat minim. “(Honor guru PAUD) Tidak layak disebut gaji. Fasilitas sangat kurang, alokasi negara untuk PAUD juga seadanya ,” ungkap Fahira Idris yang juga Ketua Yayasan Anak Bangsa Berdaya dan Mandiri ini.

Perhatian besar Fahira terhadap isu perempuan ini mendapat sambutan antusias dari warga selama berlangsungnya kampanye beberapa waktu lalu. Di GOR Youth Center Otista Jakarta Timur, misalnya, kampanye Fahira dihadiri sekitar 2.000 warga yang datang dari berbagai wilayah di Jakarta Timur. Ribuan massa yang kebanyakan juga kaum perempuan. Ribuan perempuan juga hadir saat Fahira Idris melakukan rapat umum dan dialog di GOR Bulungan, Jakarta Selatan; termasuk di Jakarta Utara, Kepulauan Seribu, Jakarta Pusat.(jo-4)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.