Foto: Anggota DPR/MPR RI Marinus Gea, SE, MAk  saat melakukan Sosialisasi Empat Pilar MPR di Kota Tangerang, Banten, Senin (28/7/2025).

TANGERANG KOTA, Jakartaobserver.com- Anggota DPR/MPR RI Marinus Gea, SE, MAk mengingatkan semua pihak bahwa dalam menghadapi situasi kekinian bangsa Indonesia, dibutuhkan upaya memperkuat identitas bangsa, menjaga persatuan, dan memperkuat solidaritas, dan kebersamaan di tengah perbedaan.
 
"Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika mengajarkan toleransi, persaudaraan, dan penghargaan terhadap perbedaan. Empat pilar ini juga menegaskan pentingnya nilai kesederhanaan, empati, dan keadilan di tengah masyarakat," kata Marinus Gea saat melakukan Sosialisasi Empat Pilar MPR di Kota Tangerang, Banten, Senin (28/7/2025).

Dikatakan Marinus, menjaga NKRI berarti menjaga harmoni sosial, termasuk dengan bersikap bijak dalam gaya hidup dan perkataan. Semangat kebersamaan sangat dibutuhkan di tengah polarisasi. Dalam hal inilah, sosialisasi Empat Pilar menjadi sangat penting untuk terus mengingatkan kita pentingnya menjaga persatuan.

Pada bagian lain, Marinus menyebut, Empat Pilar menjadi filter moral agar generasi muda tetap berpegang pada identitas bangsa, yang membentengi masyarakat dari pengaruh negatif globalisasi dan disrupsi digital.

Di sisi lain, Empat Pilar menumbuhkan semangat gotong royong di era individualisme, dan menguatkan nasionalisme serta mencintai produk lokal. "Modernisasi dan urbanisasi membuat masyarakat semakin individualis. Melalui Pancasila, sosialisasi Empat Pilar mendorong kepedulian sosial, solidaritas, dan gotong royong, bahkan menumbuhkan kesadaran bahwa mendukung ekonomi nasional, menjaga lingkungan, dan melestarikan budaya adalah bagian dari menjaga NKRI," sambung Marinus Gea.

Masih menurut Marinus Gea, salah satu karakteristik Indonesia sebagai negara adalah kebesaran, keluasan dan kemajemukannya. Sebuah negara-bangsa yang mengikat lebih dari 1.128 suku bangsa dan bahasa, ragam agama dan budaya di sekitar 17.504 pulau, yang membentang dari Barat ke Timur dan dari Utara ke Selatan.

"Karena begitu beragamnya kita maka diperlukan suatu konsepsi, kemauan, dan kemampuan yang kuat yang dapat menopang kebesaran, keluasan, dan kemajemukan keindonesiaan," ucapnya.

Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara harus menjadi jiwa yang menginspirasi seluruh pengaturan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai Pancasila baik sebagai ideologi dan dasar negara sampai hari ini tetap kokoh menjadi landasan dalam bernegara. Pancasila terbukti mampu memberi kekuatan kepada bangsa Indonesia, sehingga perlu dimaknai, direnungkan, dan diingat oleh seluruh komponen bangsa.

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah konstitusi negara sebagai landasan konstitusional bangsa Indonesia yang menjadi hukum dasar bagi setiap peraturan perundang-undangan di bawahnya. Oleh karena itu, dalam negara yang menganut paham konstitusional tidak ada satu pun perilaku penyelenggara negara dan masyarakat yang tidak berlandaskan konstitusi.

NKRI merupakan bentuk negara yang dipilih sebagai komitmen bersama. NKRI adalah pilihan yang tepat untuk mewadahi kemajemukan bangsa. Oleh karena itu komitmen kebangsaan akan keutuhan NKRI menjadi suatu “keniscayaan” yang harus dipahami oleh seluruh komponen bangsa.

Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan negara sebagai modal untuk bersatu. Kemajemukan bangsa merupakan kekayaan kita, kekuatan kita, yang sekaligus juga menjadi tantangan bagi kita bangsa Indonesia, baik kini maupun yang akan datang.

"Oleh karena itu kemajemukan itu harus kita hargai, kita junjung tinggi, kita terima dan kita hormati serta kita wujudkan dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika," begitu Marinus Gea. (jo3)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.