GMKI cabang Tarutung saat memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat yang terdampak banjir bandang.

TAPUT, Jakartaobserver.com- Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Tarutung menyalurkan bantuan bagi korban bencana banjir bandang di Kabupaten Humbang Hasundutan tepatnya di Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Samosir, Kecamatan Harian, Desa Siparmahan, Sumatera Utara (Sumut), Minggu (26/11/2023).
 
Ketua Cabang GMKI Tarutung Belaster Bolas Tua Purba berharap dengan bantuan ini bisa meringankan beban para korban bencana.
 
"Keluarga besar GMKI cabang Tarutung sangat prihatin atas musibah yang menimpa masyarakat, begitu mendengar ada bencana di wilayah tersebut, pihaknya bersama rekan rekan langsung merespon, saat itu juga melakukan koordinasi agar segera menyalurkan bantuan kepada warga yang rumahnya di terjang banjir bandang," terangnya.
 
GMKI cabang Tarutung langsung melakukan aksi penggalangan dana di 3 lokasi tepatnya di pajak tarutung, pajak siborong borong dan pajak Doloksanggul.
 
Aksi yang dilaksanakan oleh GMKI Cabang Tarutung dalam beberapa hari ini adalah bentuk keprihatinan kami terhadap saudara-saudara kita yang terkena musibah.

Dia juga berharap perhatian pemerintah setempat dan pemerintah Sumatera Utara pada rekonstrusi rumah-rumah warga yang terkena banjir bandang dan infrastruktur lainnya yang rusak akibat banjir itu.
 
“Bantuan yang di berikan berupa sembako, semoga dengan bantuan ini dapat dipergunakan dan bermanfaat, serta musibah ini cepat berlalu dan kehidupan masyarakat akan normal kembali. Tidak ada lagi yang di pengungsian,” ujar Belaster Bolas Tua Purba.

Sebelumnya banjir bandang menghantam Desa Marbun Tongah, Kecamatan Baktiraja, Selasa (14/11/2023) dini hari pukul 02.00 WIB dan Desa Siparmahan yang ada di Kabupaten Samosir pada Senin malam (13/11/2023) pukul 19.00 WIB. Sedikitnya 5 unit rumah warga mengalami rusak berat, kerugian ratusan juta rupiah dan 1 orang korban jiwa dalam bencana ini.
 
Peristiwa tersebut berawal ketika hujan lebat melanda desa itu. Selang beberapa jam, tiba-tiba air bah datang dari arah perbukitan. Spontan, warga warga desa panik dan berusaha menyelamatkan diri masing-masing. (Tulus Nababan)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.