Praktik Jual Beli Buku Paket dan LKS di SDN Komplek Api Dikeluhkan

SD Negeri Komplek Api

KABUPATEN TANGERANG, Jakartaobserver.com- Jual beli buku paket dan Lembaran Kerja Siswa (LKS) di SD Negeri Komplek Api, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, dikeluhkan sejumlah orang tua. Namun pihak kelapa sekolah menegaskan jual beli tersebut tidak sepengetahuan pihak sekolah.
 
Informasi yang diperoleh, Senin (11/9/2023), buku paket yang diperjual belikan di SDN Komplek API yaitu Pendidikan Pancasila, IPAS ( IPA dan IPS), Bahasa indonesia, Matematika, sedangkan untuk LKS yang dibeli oleh orang tua yaitu LKS PJOK dan LKS Bahasa Inggris.
 
Dengan harga Rp 300.000 per siswa dikalikan 518 orang dari semua jumlah siswa, maka diperkirakan nilai transaksi mencapai Rp 155.400.000,- dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 yang terdiri dari buku paket dan LKS. Ini merupakan jumlah transaksi yang tidak sedikit, sementara dana BOSDA yang sudah digelontorkan oleh pemerintah untuk Kementerian Pendidikan setiap tahunnya ke setiap sekolah sangat besar di SD Negeri di Indonesia.
 
Menurut keterangan salah satu wali murid yang tidak mau disebut namanya, merasa keberatan karena sekolah tersebut tidak pernah memungut biaya buku paket dan LKS di tahun - tahun sebelumnya, dan sangat memberatkan orang tua siswa.
 
"Kami sebagai orang tua sangat keberatan," katanya.

Transaksi jual beli buku paket dan LKS SD Negeri Komplek Api, Desa Serdang Wetan, Kecamatan Legok, diduga dilakukan di sebuah warung di depan SD Negeri Komplek Api, yang mengkoordinir pembelian buku paket dan LKS tersebut yaitu perwakilan dari orangtua (paguyuban) dari setiap kelas, dan pembelian buku paket dan LKS tersebut, yang menurut informasi dari narasumber merupakan keputusan komite sekolah.
 
"Walaupun sebenarnya banyak orang tua siswa tidak setuju akan pembelian buku tersebut, tetapi karena dikatakansudah keputusan ya sudah mau tidak mau harus terima," ujar narasumber tersebut dengan kecewa.
 
Siti Barkah, SPdI selaku kepala sekolah menjelaskan penjualan buku paket dan LKS tersebut tidak sepengetahuan pihak sekolah. "Itu tidak sepengetahuan sekolah, mungkin itu menambah literasi siswa untuk dibaca di rumah," ujarnya.
 
Namun anehnya walaupun kepala sekolah mengaku tidak mengetahui penjualan buku paket dan LKS tersebut, tetapi seluruh siswa di SDN Komplek API membeli buku paket dan LKS mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. (rofli n)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.