Evita Nursanty: NKRI Harus Dipertahankan Sampai Titik Darah Penghabisan

Wayang online lakon Ngalap Berkahe Guru.

NGARINGAN, Jakartaobserver.com- Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Dr Evita Nursanty, MSc kembali menggelar sosialisasi Empat Pilar MPR RI dalam bentuk acara wayang online yang mengambil lakon Ngalap Berkahe Guru, bertempat di Balai Desa Bandungsari, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Sabtu (8/4/2023).
 
Dalam wayang online dengan dalang Ki Radjiana, SPd dan dalang cilik Raden Ahmad Cavanaro Heruyanto, yang berlangsung pukul 21.00 WIB itu, Evita menyampaikan pesan bahwa pentingnya mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sebagai salah satu dari Empat Pilar MPR RI.
 
Dikatakan, para founding fathers dulu memilih membentuk Negara Kesatuan (Unitarisme) bukan Negara Serikat (Federalisme), karena Negara Kesatuan lebih menjamin persatuan yang kuat, dan dinilai tepat mewadahi ide persatuan bangsa yang majemuk, dengan banyak latar belakang dengan keanekaragaman adat, suku, budaya, dan keyakinan yang memiliki tujuan dasar menjadi negara merdeka.

Evita Nursanty juga menyinggung tentang masih banyaknya tantangan yang dihadapi dalam mempertahankan kedaulatan negara. Bangsa Indonesia masih berhadapan dengan separatisme-terorisme-radikalisme-intoleransi. Masih banyak ditemui orang-orang yang anti-NKRI, anti-pemerintahan yang sah, anti-Pancasila, anti-persatuan.
 
"Apapun kondisinya NKRI harus kita pertahankan sampai titik darah penghabisan. NKRI harga mati, semua harus mengambil bagian dalam mempertahankan NKRI, ambil bagian membantu pemerintah untuk menjalankan program pembangunan," ucap Evita.
 
Dr Evita Nursanty, MSc saat memberikan sambutan wayang online.

 
Untuk meningkatkan kecintaan kepada NKRI, lanjut anggota Komisi VI DPR RI ini, seluruh warga negara harus membangun rasa saling menghargai dengan segala macam perbedaan latar belakangnya. "Termasuk kita yang sedang menyaksikan pertunjukan wayangan ini," sambungnya.
 
Wayang telah menjadi bagian yang tak bisa dipisahkan oleh masyarakat di Jawa, terutama di Kabupaten Grobogan. Maka dari itu, metode wayang ini digunakan untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dan Kebangsaan. Wayang digunakan sebagai media untuk mengkomunikasikan isu-isu terkait kebhinekaan, kebangsaan, melalui cerita wayang yang disampaikan oleh dalang. (jo4)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.