Sosialisasi Empat Pilar, Kamis (9/3/2023) pukul 10.00 WIB di Desa Dokoro, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah (Jateng).


GROBOGAN, Jakartaobserver.com- Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Dr Evita Nursanty, MSc menegaskan membangun Indoneisa maju memerlukan komitmen kebangsaan yang kuat. Sejarah menunjukkan dengan Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, Indonesia mampu mengerahkan kekuatan pembangunan bangsa.
 
Hal itu disampaikan Evita Nursanty dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, Kamis (9/3/2023) pukul 10.00 WIB di Desa Dokoro, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah (Jateng). Hadir para perangkat desa, tokoh masyarakat dan ibu-ibu PKK.
 
"Indonesia memiliki empat pilar yang sangat kuat sebagai komitmen kebangsaan kita, kekuatan untuk membangun bangsa ini. Sejarah perjalanan bangsa dan negara ini menjadi bukti bahwa Pancasila, NKRI merupakan hasil dari suatu kesepakatan untuk mencapai tujuan berbangsa dan bernegara," kata Evita.
 
Dijelaskan, pada sidang pembahasan rancangan UUD para founding fathers dulu memilih bentuk Negara Kesatuan (Unitarisme) daripada Negara Serikat (Federalisme). Dipilihnya Negara Kesatuan oleh anggota BPUPKI dikarenakan Negara Kesatuan dianggap lebih menjamin persatuan yang kuat. Sedangkan bentuk negara federasi adanya syarat membentuk beberapa negara bawahan terlebih dahulu sebelum membentuk Negara Republik ndonesia Serikat sebagai negara atasan.
 
"Demikianlah kita menerima Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik sebagai komitmen bersama yang ditetapkan sejak awal berdirinya negara Indonesia dan dipandang tepat untuk mewadahi ide persatuan sebuah bangsa yang majemuk ditinjau dari berbagai latar belakang," sambungnya.

Dalam NKRI hanya ada satu pusat pemerintahan yang mengatur seluruh daerah, tidak ada negara dalam negara, satu kepala negara, satu badan legislatif yang berlaku bagi seluruh wilayah negara, dan NKRI adalah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang, secara kedaulatan diakui oleh dunia internasional.

Dikatakan, saat ini Indonesia sedang dihadapkan pada berbagai tantangan bangsa yakni masalah kemiskinan, stunting, radikalisme, terorisme, intoleransi, anti-NKRI, anti-Pancasila, bahkan anti terhadap pemerintah yang sah. Untuk itu permasalah tersebut harus dapat diatasi melalui teologi kerukunan yang tidak hanya damai tetapi juga saling membantu.
 
"Apapun kondisinya NKRI harus kita pertahankan sampai titik darah penghabisan. Melalui apa kita mempertahankan NKRI? Ya banyak cara, bisa melalui pekerjaan atau profesi kita masing-masing, entah sebagai guru, ibu rumah tangga, petani, siswa, sopir, pekerja bengkel, pelaku usaha dan lainnya. Bisa dengan menyebarkan pesan-pesan positif kebangsaan, bisa dengan rajin sekolah atau kuliah, bisa dengan aktif bergotong royong dan lainnya. Semua harus mengambil bagian dalam mempertahankan NKRI," ucapnya lagi. (jo4)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.