Supian Suri

DEPOK, Jakartaobserver.com- Ditemukan 200 hewan kurban yang terindikasi Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) di Depok, Jawa Barat. Namun semua hewan tersebut sudah dikarantina dan diberikan pengobatan.
 
“Ya ditemukan suspect kurang lebih ada 200 hewan,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Depok Supian Suri, Jumat (8/7/2022).

Sebanyak 200 hewan yang memiliki gejala PMK tersebut belum bisa dibuktikan terkena PMK atau tidak. Pasalnya tidak dilakukan pengecekan melalui uji laboratorium lanjutan. “Tapi ada gejala-gejala itu langsung dipisahkan atau isolasi,” ujarnya.
 
Dikatakan, kebutuhan konsumsi hewan qurban di Kota Depok baik sapi, domba, kambing serta kerbau kurang lebih sekitar 22 ribu ekor. 492 ekor sudah dilakukan vaksin. “Ada 492 ekor yang sudah divaksin itu dari uji sampel yang kita lakukan ya dari 14 ribu ekor,” ujarnya.
 
Dirinya juga sempat meninjau hewan ternak yang dipelihara di RPH Tapos. Dari hasil pantauan, seluruh ternak disana dinyatakan aman dari bahaya virus penyakit mulut dan kuku atau PMK. “Alhamdulillah dari hasil pemantauan kami sampai saat ini khususnya disini bagus semua ya, karena memang antisipasinya sudah sejak dari awal munculnya gejala penyakit itu,” tukasnya.
 
Pihaknya melalui dinas terkait intens melakukan pemeriksaan hewan kurban. Menurutnya, wabah PMK menjadi perhatian serius, karena virus yang kasusnya mirip dengan Covid-19. Dirinya pun memastikan, ribuan sapi yang ada di RPH Tapos, Depok dalam kondisi sehat semua. “Karena gejala-gejala itu nggak ada di sini ya,” tegasnya.

Supian menjelaskan, kebutuhan konsumsi hewan kurban jenis sapi, domba atau kambing serta kerbau di Kota Depok, jumlahnya mencapai 22 ribu ekor. “Sementara kita rawat di Kota Depok dengan berbagai upaya tempat, jumlahnya kurang lebih 8 ribu ekor. Artinya sebagian besar sebetulnya konsumsi buat kurban di kita dan di datangkan dari luar daerah, bukan dari Depok,” ujarnya.
 
Petugas akan melakukan pengecekan terhadap ternak yang baru datang sebelum masuk ke lapak-lapak. “Kadang-kadang kan lapak-lapak itu menampung dari sekian bulan yang lalu gitu ya, tapi alhamdulillah masih bisa termonitor oleh kita,” tambahnya.
 
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Depok, Widyati Riyandani mengakui jika stok vaksin untuk hewan ternak terbatas. Dikatakan ada juga peternak yang melakukan vaksinasi mandiri terhadap hewan peliharaannya. Hal itu dirasa sangat membantu pemerintah.
 
“Terkait vaksin yang sudah diberikan kepada kota depok hanya kurang lebih baru 500 dosis untuk tahap pertama. Jadi tadi yang kita distribusikan khusus untuk yang di kita, sementara masing masing yang punya tempat yang memelihara atau menggemukan hewan ini bisa mandiri sendiri. Tapi secara umum kita sudah mencapai 98 persen untuk tahap pertama vaksinasi ya,” katanya. (gayuh)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.