Simposium V ‘Kolaborasi Keilmuan dan Kepakaran dalam Mendukung Infrastruktur.

JAKARTA, Jakartaobserver.com- Fakultas Teknik Universitas Pancasila (FTUP) bekerja sama dengan University Network for Indonesia Infrastructure Development (UNIID) dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) menggelar Simposium V bertajuk ‘Kolaborasi Keilmuan dan Kepakaran dalam Mendukung Infrastruktur’. Dalam simposium ini dibahas mengenai pentingnya kolaborasi keilmuan dan kepakaran untuk mendukung infrastruktur di Indonesia.
 
Dekan FTUP Budhi Muliawan Suyitno mengatakan, dengan adanya penjaminan infrastruktur Indonesia maka para kontraktor akan merasa lebih nyaman dalam mengerjakan proyek yang dikerjakannya. “Peran perguruan tinggi sangat penting dalam pembangunan infrastruktur, dimana kampus bisa menjadi katalisatornya,” katanya, Senin (25/7/2022).
 
Kepala Program Studi S2 Rekayasa Infrastruktur dan Lingkungan FTUP Achmad Hermanto Dardak menambahkan, penguatan aspek teknis untuk pembangunan infrastruktur. Dalam kesempatan itu, Dardak juga mengenalkan program studi S2 Rekayasa Infrastruktur dan Lingkungan.
 
“Untuk saat ini, program studi S2 ini baru ada di Fakultas Teknik UP. Program studi ini berformat magister sehingga memungkinkan mereka yang akan belajar bisa dari lintas profesi. Calon mahasiswa juga bisa dari kalangan fresh graduate dan mereka yang sudah berpengalaman bekerja,” katanya.
 
Program Studi S2 Rekayasa Infrastruktur dan Lingkungan ini nantinya mempelajari mulai dari merencanakan, membangun, menjaga, mengevaluasi dan bagaimana cara membiayai suatu infrastruktur yang berwawasan lingkungan. “Selain teori, mahasiswa nantinya akan diberikan berbagai studi kasus-studi kasus yang ada di berbagai daerah terkait rekayasa infrastruktur dan lingkungan sehingga harapannya antara lain mereka bisa mendesain suatu pembangunan infrastruktur yang berwawasan lingkungan,” tambahnya.

Dia berharap dengan dilaksanakan kegiatan simposium ini peserta mendapatkan pemahaman yang mendalam terkait Pembangunan infrastruktur. Menurutnya, pembangunan infrastruktur harus berorientasi pada semangat membangun peradaban dan memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi serta manfaat bagi rakyat. 

“Khususnya pada perekonomian daerah, nilai tambah industri, pendapatan tenaga kerja dan penciptaan kesempatan kerja,” tegasnya.
 
Di tempat yang sama, Direktur Bisnis PT PII Andre Permana mengatakan, dari simposium ini dapat memberikan peningkatan pemahaman peserta civitas akademika terkait penyediaan infrastruktur melalui skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Selain membahas roadmap pembangunan infrastruktur di Indonesia dan menjaring ide-ide riset terkait infrastruktur dengan skema KPBU. 

“Dalam simposium ini kita juga laksanakan kegiatan Capacity Building untuk pengembangan Sumber Daya Manusia di lingkungan Perguruan Tinggi melalui peningkatan kompetensi dan skill dalam penyusunan dokumen Studi Pendahuluan proyek KPBU,” katanya.
 
Dikatakan, perwujudan pembangunan infrastruktur dilaksanakan dengan mengedepankan transformasi, inovasi dan dukungan serta komitmen berbagai sektor. Menurutnya, dukungan pemerintah melalui APBN, ketersediaan lahan, pembangunan yang mempertimbangkan aspek sustainability, tata kelola dan lingkungan, inovasi pembiayaan serta pemanfaatan teknologi menjadi cakupan penting dalam komitmen membangun infrastruktur berkelanjutan. 

"Adanya Kerja sama perguruan tinggi sebagai salah satu dukungan komitmen terhadap pembangunan infrastruktur akan berdampak bagi peningkatan kualitas penyiapan proyek KPBU yang tepat sasaran dan berkelanjutan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pasca situasi pandemi,” pungkasnya. (gayuh)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.