PKP : Separatisme dan Terorisme di Papua tidak Bisa Ditolerir

Mayjen TNI Mar (Purn) Yussuf Solichien, MBA, PhD

JAKARTA, Jakartaobserver.com- Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) Mayjen TNI Mar (Purn) Yussuf Solichien, MBA, PhD meminta pemerintah untuk menyelesaikan akar permasalahan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua. Hal mengingat rentetan jatuhnya korban dari pihak TNI/Polri terus terjadi hingga kini.
 
“Kami mengutuk keras KKB/KST yang berada di Papua. Aksi mereka terkait separatism dan terorisme di Papua tidak bisa ditolerir. Tapi di lain sisi kita meminta pemerintah agar akar permasalahan ini bisa diselesaikan,” ujar Yussuf kepada media, Senin (11/4/2022).
 
Mantan Komandan Denjaka TNI AL itu menyebut akar permasalahan yang terjadi di Papua perihal soal keadilan dan kesejahteraan. “Saya yakin jika keadilan dan kesejahteraan termasuk pembangunan infrastruktur dilakukan, maka aksi separatisme dapat diturunkan,” ungkapnya.
 
Yussuf yang pernah menjadi Komandan Lantamal di Irian Jaya (sekarang Papua) itu menilai lumrah bila suatu daerah frontier (perbatasan) kerap terjadi separatisme. Ia juga mencontohkan negara-negara lain juga dihadapkan masalah separatisme di daerah perbatasannya.

PKP sebagai partai yang didirikan oleh Mantan Wapres RI ke-6 Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno bersama mantan Panglima ABRI Jenderal TNI Edy Sudrajat pada 15 Januari 1999 telah memiliki komitmen untuk mencegah terjadinya disintegrasi bangsa.
 
Yussuf menyatakan PKP yang memiliki motto menjadi Rumah Besar Para Pejuang terus mempertahankan eprsatuan bangsa untuk menuju keadilan sosial. Maka, sambung Yussuf, meski bagaimanapun juga Papua tetap bagian yang tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
 
“Sudah harga mati Papua menjadi bagian dari NKRI. Perjuangan mempertahankan Papua juga perlu diimbangi dengan diplomasi yang baik di internasional. Kita harus tegas jika ada negara-negara lain yang ikut menopang separatisme di Papua,” tandasnya. (jo19)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.