Akhir Tragis Pemilik Gedung Tjandranaya dan Gedung Juang Tambun

Gedung Tjandranaya , Kota Jakarta.

JAKARTA, Jakartaobserver.com- Khouw Kim Ahn lahir di Batavia pada tanggal 5 Juni 1875, anak Khouw Tjeng Tjoan, Luitenant der Chinezen dari gundiknya yang ke-9.
 
Pendidikan formal yang tinggi menempatkan ia diberi kelanjutan wewenang sebagai Luitenant der Chinezen pada tahun 1905, kemudian Kapitein pada tahun 1908, dan akhirnya Majoor pada tahun 1910. Jenjang kariernya sangat pesat karena latar belakang keluarganya dan keluarga istrinya.
Sisa teras depannya saat ini berada tepat di dalam Novotel , Jakarta kota menjadi cafe.

Pada tahun 1920, ia diangkat dengan Dekret Kerajaan menjadi ‘Officier der Orde van Oranje Nassau’. Ketika perkunjung ke Negeri Belanda pada tahun 1927, ia diterima secara resmi oleh Ratu Wilhelmina. Saat dirgahayu ke-25 sebagai opsir Tionghoa pada tanggal 10 Februari 1930, Sri Ratu menganugrahkan 'Groote Gouden Ster voor Trouw en Verdienste' kepada sang Majoor.
 
Sebelum tentara Jepang menaklukkan Hindia Belanda, Majoor Khouw Kim Ahn bersama dengan aparat tinggi pemerintahan Belanda menolak penawaran sekutu untuk melarikan diri ke Australia.

Penolakan ini dikarenakan niat sang Majoor untuk tetap memimpin dan menderita bersama bangsanya saat Perang Dunia II.
Mayor Khouw Kim An

Pada tahun 1942, saat didahului dengan "gedoran " Cina yang sengaja diperintah balatentara Jepang di Batavia, seluruh harta bendanya dirampas oleh orang tak bertanggung jawab atas perintah Jepang. Sang Majoor Khouw Kim An ditangkap dan diinternir oleh tentara Jepang.
 
Dia wafat di penjara Tjimahi pada tanggal 13 Februari 1945, dan dikebumikan di Petamburan di dekat makan sepupunya yang tersohor, OG Khouw. (andi purwanto)

Sumber; Museum Tjandranaya
Beny Rusmawan

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.