Putin Umumkan Operasi Militer atas Ukraina, Sekjen PBB Minta Konflik Dihentikan

Vladimir Putin

JAKARTA, Jakartaobserver.com- Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengumumkan operasi militer di Ukraina demi membela separatis di timur negeri itu. Putin sendiri mengakui kedua wilayah itu merdeka dari Ukraina, Senin.
 
"Saya telah membuat keputusan operasi militer," kata Putin dalam pernyataan mengejutkan di televisi sesaat sebelum pukul 6.00 pagi waktu setempat.
 
Sebelumnya, AS sudah memberi peringatan. Rusia disebut sudah final akan menyerang Ukraina secara penuh dalam hitungan jam.
 
"Semua yang telah kami lihat selama 24 hingga 48 jam terakhir membuat Rusia memberikan sentuhan akhir untuk menempatkan pasukannya di seluruh Ukraina," ujar Menteri Luar Negeri Antony Blinken, Rabu waktu setempat.
 
Ukraina kini memberlakukan status darurat nasional, Rabu (23/2/2022) malam waktu setempat. Ini dikeluarkan parlemen sebagai tanggapan ancaman invasi Rusia, yang disebut Barat sudah dimulai.
 
Ukraina sendiri kemarin mengeluarkan peringatan ke warga untuk segera meninggalkan Rusia. Sementara Moskow mengevakuasi kedutaan besarnya di Kyiv.

Sementara itu, Sekjen PBB Antonio Guterres meminta Putin untuk menarik mundur pasukannya dan menghentikan apa yang menurutnya dapat menjadi perang terburuk sejak awal abad ini.
 
Berbicara setelah pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Rabu malam, Guterres memperingatkan Putin bahwa tindakan militer Rusia tidak hanya dapat "menghancurkan Ukraina" dan "tragis" bagi Rusia "tetapi dengan dampak yang bahkan tidak dapat kita ramalkan sehubungan dengan konsekuensinya bagi ekonomi global."
 
“Pada saat kita bangkit dari Covid dan begitu banyak negara berkembang benar-benar perlu memiliki ruang untuk pemulihan, yang akan sangat, sangat sulit dengan harga minyak yang tinggi, dengan ekspor gandum dari Ukraina dan dengan kenaikan suku bunga. disebabkan oleh ketidakstabilan di pasar internasional,” tambahnya seperti dikutip CNN.
 
“Konflik ini harus dihentikan sekarang.”
 
Guterres sebelumnya membuka sambutannya di pengintaian dengan pernyataan muram: “Ini adalah momen paling menyedihkan dalam masa jabatan saya sebagai Sekretaris Jenderal PBB,” katanya. (jo5)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.