Anggota Komisi VI DPR RI Dr Evita Nursanty, MSc saat menyampaikan materi sosialisasi.BUMN lokomotif pemulihan ekonomi nasional.


GROBOGAN, Jakartaobserver.com- Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Dr Evita Nursanty, MSc mengatakan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki peran sangat strategis sebagai kepanjangan tangan pemerintah menjadi lokomotif untuk menjalankan berbagai program yang dinanti rakyat.
 
“BUMN adalah sebagai motor penggerak yang luar biasa dahsyat, karena BUMN menarik roda ekonomi berputar. Itu sebabnya pada masa pandemi ini peran BUMN sangat ditunggu-tunggu bagi pemulihan ekonomi nasional,” kata Evita saat menjadi nara sumber dalam Sosialisasi “BUMN sebagai Lokomotif Pemulihan Ekonomi Nasional” yang diadakan di Hotel 21 Grobogan, Sabtu (18/12/2021).
 
Menurut Evita, BUMN ini memiliki kekuatan sepertiga ekonomi nasional antara lain melalui pengeluaran operasional dan capital expenditure-nya yang mendorong konsumsi dan investasi. Apalagi BUMN memiliki total aset yang sangat besar yaitu senilai US$650 miliar setara dengan Rp9.295 triliun. Aset ini jauh lebih besar dibandingkan aset super holding company Temasek asal Singapura dan Khazanah dari Malaysia.
 
BUMN juga memiliki infrastruktur yang sangat besar di berbagai bidang dan menjangkau mancanegara hingga pelosok daerah dan pulau terluar, kemudian selama 10 tahun terakhir BUMN berkontribusi sebesar Rp3.282 triliun kepada negara dalam bentuk penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dan pajak.
 
Masih kata anggota DPR RI dari dapil Jateng III meliputi Kabupaten Grobogan, Blora, Rembang, dan Pati, sebagai badan usaha yang dimiliki oleh pemerintah, BUMN berperan sebagai agent of value creator dan agent of development. Sebagai agent of value of creator, BUMN diharapkan mampu memberikan kontribusi keuntungan ke negara.
 
“Lalu sebagai agent of development, BUMN diharapkan berkontribusi kepada pembangunan nasional termasuk dalam pemulihan ekonomi pada masa pandemi Covid-19 ini.”
 
Melalui integrasi/kolaborasi peran BUMN dalam lingkup lokomotif pemulihan ekonomi nasional ini, BUMN kemudian menerima penyertaan modal negara (PMN), pembayaran kompensasi , talangan (investasi) modal kerja, dan dukungan lain seperti optimalisasi BMN, pelunasan tagihan, loss limit penjaminan, penundaan dividen, penjaminan pemerintah, pembayaran talangan tanah Proyek Strategis Nasional (PSN).
 
Disisi lain, dalam rangka meningkatkan kinerja dan nilai tambah, Kementerian BUMN terus melakukan perampingan dan perbaikan portfolio jumlah BUMN melalui restrukturisasi korporasi (holding, merger, akuisisi, dll). Sejak 2020 hingga 5 tahun ke depan jumlah BUMN diharapkan menjadi kurang dari 70 BUMN.

Masih menurut Evita, sesuai PP No.23 Tahun 2020, Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) merupakan salah satu rangkaian kegiatan untuk mengurangi dampak Covid-19 terhadap perekonomian. Selain penanganan krisis kesehatan, Pemerintah juga menjalankan program PEN sebagai respon atas penurunan aktivitas masyarakat yang berdampak pada ekonomi, khususnya sektor informal atau UMKM.
 
Program ini bertujuan melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan ekonomi para pelaku usaha dalam menjalankan usahanya selama pandemi Covid-19. Untuk UMKM, program PEN diharapkan dapat 'memperpanjang nafas' UMKM dan meningkatkan kinerja UMKM yang berkontribusi pada perekonomian Indonesia.
 
“Disinilah peran penting BUMN yang kemudian menjalankan berbagai proyek untuk perbaikan ekonomi kita, mulai dari proyek infrastruktur, perintisan usaha, penyaluran bantuan melalui Himbara, penyediaan vaksin dan obat-obatan terkait Covid-19 melalui BUMN farmasi, program 35 Gigawatt hingga bantuan biaya listrik, dan lainnya,” ucap Evita lagi.
 
Kontribusi BUMN sebagai lokomotif pemulihan ekonomi nasional ini akan menumbuhkan kembali kepercayaan para pelaku bisnis dan ekonomi maupun masyarakat bahwa pemerintah serius dalam pemulihan ekonomi. Kontribusi ini juga sebagai wujud nyata sinergi dan kolaborasi BUMN sebagai kepanjangan tangan pemerintah dengan berbagai Lembaga baik pemerintah pusat, daerah dan swasta.
 
Dia berharap kontribusi BUMN ini kepada keuangan negara maupun bagi perkembangan perekonomian nasional, serta dalam konteks usaha perintisan, dan aspek sosial, juga turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat, sebagaimana diamanatkan oleh undang-undang BUMN.
 
“Saya juga mendorong agar masyarakat terus memberikan dukungan kepada BUMN untuk terus berkembang, sehingga peranannya sebagai lokomotif kemajuan perekonomian Indonesia semakin terwujud ke depan,” begitu Evita Nursanty. (jo4)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.