Sosialisasi Empat Pilar melalui wayang kulit online.

GROBOGAN, Jakartaobserver.com- Anggota MPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Dr Evita Nursanty, MSc mengingatkan Indonesia memiliki keberagaman yang luar biasa mulai dari jumlah penduduk yang besar di ribuan pulau, dengan kekayaan flora fauna, suku budaya, adat, agama, ras, dan kekayaan alamnya. Keberagaman ini menjadi modal untuk membangun Indonesia.
 
Indonesia punya 270 juta penduduk yang mendiami lebih 17.000 pulau, dengan 1.331 bahasa daerah dan sekitar 714 suku yang mendiami bumi Indonesia dari Sabang sampai Merauke, berbagai agama dan kepercayaan serta kelimpahan kekayaan alamnya.
 
“Hebatnya, dalam berbagai perbedaan itu kita bersatu padu, dan menjadikan perbedaan itu sebagai sumber kekuatan untuk membangun bukan untuk menghancurkan. Artinya walau masyarakat Indonesia berasal dari suku, agama dan ras yang berbeda, tetapi tetap satu dalam persatuan dan kesatuan sebagai bangsa Indonesia. Hal itulah yang membuat kita menjadi bangsa yang besar yang dipuji oleh bangsa-bangsa lain di dunia,” ucap Evita.
 
Hal itu disampaikan anggota DPR dari Dapil Jateng III ini, dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR yang dilakukan melalui Pagelaran wayang kulit online yang digelar Sabtu (27/11/2021) mulai pukul 20.00 WIB dengan menampilkan dalang Ki RM Ahmad Canavaro Heriyanto dan Ki Muhammad Zaenuri membawakan lakon Bambang Kalinggo.
 
Acara ini disiarkan langsung channel Youtube Hery Codot dari Desa Bandungan, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
 
Evita menyebut, masyarakat Indonesia khususnya generasi muda harus terus mengingat semboyan ‘Bhinneka Tunggal Ika’ yang diambil dari kitab Kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular, yang berarti berbeda-beda itu, satu itu, tak ada pengabdian yang mendua. Saat itu, konteks Bhinneka Tunggal Ika lebih ditekankan pada keberagaman agama dan aliran kepercayaan penduduk Majapahit.

Namun, semenjak dijadikan semboyan negara Indonesia dan dicantumkan di burung Garuda Pancasila, arti atau maknanya makin diperluas yang artinya walau masyarakat Indonesia berasal dari suku, agama dan ras yang berbeda, tetapi tetap satu dalam persatuan dan kesatuan.
 
“Kita belajar bahwa kita memang bangsa yang beragam, namun keberagaman tersebut bukanlah perbedaan yang membatasi kita, melainkan hal yang saling melengkapi dalam persatuan, kesatuan, dan kemajuan Bangsa Indonesia. Kita bisa menerima atau toleran terhadap orang lain atau tetangga kita, teman sekolah kita, teman kantor kita yang berbeda sebagai sesama anak bangsa yang memiliki hak dan kewajiban yang sama,” ucap Evita lagi.
 
Selain itu, dengan Bhinneka Tunggal Ika itu, kita juga bekerja sama atau bergotong royong dengan mereka yang berbeda dengan kita untuk kemajuan Indonesia di semua bidang. Kita bersatu, saling mendukung dalam menghadapi berbagai bencana yang sering terjadi, kita saling membantu dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan sekarang saling membangun untuk bangkit kembali secara ekonomi setelah dua tahun terakhir ini menghadapi kesulitan.
 
“Kita tidak menutup diri terhadap sesama anak bangsa untuk kemajuan negara kita. Kita harus bangga sebagai bagian dari Indonesia dengan segala keberagamannya, dan mau berkorban untuk bangsa dan negara kita. Kita harus menanamkan cinta tanah air ini kepada anak-anak kita dalam perilaku sehari-hari, jangan sampai di era digital ini mereka lupa jatidirinya,” begitu Evita. (jo4)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.