Mendikbud Ristek Nadiem Makarim saat kunker ke Samosir, Sumatera Utara (Sumut).

HARIAN, Jakartaobserver.com- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) Nadiem Anwar Makarim melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Samosir dalam rangka kegiatan Festival Musik Tradisi Indonesia (FMTI) 2021 yang dipusatkan di SMPN 1 Harian, Kecamatan Harian, Samosir, Selasa (26/10/2021).
 
Hadir bersama menteri, antara lain Komisi X DPR RI Sofyan Tan, Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, Staff Khusus Kementerian Jurist Tan, Direktur Perfilman, Musik dan Media Ahmad Mahendra, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara (Sumut).
 
Kedatangan Mendikbud-Ristek disambut langsung oleh Bupati/Wakil Bupati Samosir Vandiko T Gultom dan Drs Martua Sitanggang, MM bersama Unsur Forkopimda Kabupaten Samosir.
 
Kemendikbud-Ristek melalui Dirjen Kebudayaan menyelenggarakan Festival Musik Tradisi Indonesia (FMTI) 2021 yang bertujuan untuk memperkuat ekosistem musik tradisi Indonesia dan menghidupkan kecintaan masyarakat luas terhadap jati diri bangsa. Perhelatan FMTI difokuskan di tiga lokasi yang menjadi Destinasi Super Prioritas, yaitu Danau Toba, Labuan Bajo dan Tidore, dan Kabupaten Samosir berkesempatan untuk menjadi tuan rumah perhelatan musik tradisi untuk kawasan Danau Toba.
 
Mengawali sambutannya, Menteri Nadiem mengakui bahwa dirinya untuk pertama kalinya datang ke Danau Toba, dan merasa takjub dengan keindahan alam Danau Toba dan budaya masyarakatnya. Beliau juga merasa terhormat atas penyambutan dan penyematan ulos oleh penatua adat batak.
 
“Musik tradisi adalah nyanyian bangsa kita yang telah diwariskan dari generasi ke generasi, menjadikan Indonesia terus tumbuh dengan budayanya, terus melantukan musik tradisi berarti memperpanjang nafas kearifan lokal nusantara yang syahdu nan sakral” ucapnya.
 
Menteri memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh maestro dan musisi tradisi se-kawasan Danau Toba, dan seluruh pihak yang sudah terlibat dalam pagelaran FMTI 2021.
 
Melalui FMTI 2021, beliau berharap musik yang mengalun dari tepi Danau Toba ini dapat dicintai oleh saudara-saudara kita dari seluruh nusantara bahkan sampai ke mancanegara.
 
Dalam upaya merawat warisan tradisi nusantara dan pemajuan kebudayaan, Kemendikbud-Ristek terus melakukan inisiatif yakni dengan mengadakan Kongres Musik Tradisi Nusantara yang melibatkan sekitar 300 seniman musik tradisi, dan salah satu hasil rekomendasi kongres tersebut adalah pembentukan Lembaga Manajemen Kolektif Musik Nusantara (LMKMN).

Lebih lanjut, beliau mengatkan sangat mendukung kemerdekaan dalam belajar, termasuk merdeka belajar bagi generasi muda mempelajari asal usulnya sehingga dapat mementaskan karya yang memukau. Karena menurutnya modernisme, sejarah, adat dan inovasi berbaur dengan cara yang luar biasa, itulah mengapa jika tidak diturunkan ke generasi berikutnya semua tradisi-tradisi dan kekayaan budaya bisa terancam hilang.
 
“Kita sudah melihat sendiri malam ini dengan kolaborasi kita mampu bergerak bersama memajukan kebudayaan, mari kita teruskan apa yang sudah kita garap bersama sehingga bangsa kita menjadi semakin tangguh dimasa depan. Marilah wujudkan Indonesia yang bahagia dengan merdeka berbudaya” tutup Nadiem.
 
Bupati Samosir Vandiko T. Gultom dalam sambutannya menyampaikan selamat datang kepada Mendikbud-Ristek beserta rombongan di kabupaten Samosir. Bupati juga sangat mengapresiasi atas pemilihan Kabupaten Samosir sebagai pusat kegiatan Lake Toba Traditional Music Festival sebagai rangkaian dari FMTI 2021, yang telah memberikan ruang kepada para maestro musik dan seniman di kawasan Danau Toba.
 
Bupati juga mengucapkan terima kasih kepada tiga Kepala Unit Teknis (UPT) Kemendikbudristek Wilayah Aceh dan Sumatera yang sudah proaktif mendukung pemajuan kebudayaan di Kabupaten Samosir, yaitu Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) yang telah meluncurkan program strategis di Kawasan Danau Toba, Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) yang telah melakukan pemugaran dan revitalisasi situs budaya di Kabupaten Samosir, dan Balai Arkeologi Sumut.

 Ketiga UPT ini telah menjadi rumah kedua bagi Pemkab Samosir dalam pembiayaan mendukung pemajuan kebudayaan daerah.
 
Menurut bupati, sebagai asal muasal orang batak dan menjadi titik nol peradaban bangsa batak maka pelestarian, pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan warisan budaya menjadi tanggung jawab besar yang membutuhkan biaya besar ditengah keterbatasan APBD Kabupaten Samosir.
 
Dalam kesempatan ini, bupati juga menyampaikan proposal bantuan pengadaan alat-alat musik dan pengadaan pakaian adat bagi pengurus lembaga adat dan budaya sebagai garda paling depan dalam pelestarian dan pengelolaan kekayaan budaya di Kabupaten Samosir. (josm-01)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.