Logo baru Partai Keadilan dan Persatuan (PKP)

JAKARTA, Jakartaobserver.com- Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) telah mengubah namanya menjadi Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) dengan logo dan moto baru, yang mengandung tekad dan semangat baru partai ini menghadapi Pemilu 2024.
 
Perubahan ini sesuai amanat Munaslub PKPI yang berlangsung di Jakarta Timur, 25 Mei 2021 lalu, dan telah disetujui Pendiri Jenderal (Purn) Try Sutrisno.
 
“Melalui Munaslub lalu kita sudah mendeklarasikan era baru, tekad baru dan semangat baru, melalui perubahan nama menjadi Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) dengan logo yang baru.Insya Allah PKP siap menghadapi tantangan ke depan,” kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) PKP Mayjen TNI Marinir (Purn) Yussuf Solichien di Jakarta, Minggu (13/ 6/2021).
 
Di era kepemimpinan baru ini juga, PKP bertekad untuk menjadi “Rumah Besar Para Pejuang yaitu keluarga besar TNI/ Polri, nelayan pejuang, petani pejuang, buruh pejuang, pengusaha pejuang, wanita pejuang, pemuda/ mahasiswa/ pelajar pejuang, kaum melinial pejuang dan para pejuang lainnya.
 
PKP juga mengokohkan diri sebagai garda terdepan dan benteng Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika dari ancaman disintegrasi bangsa, radikalisme, intoleransi, kelompok kelompok yang anti Pancasila dan ancaman lainnya.
 
“PKP manunggal dengan rakyat berjuang untuk melidungi, meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat,” sambung Yussuf Solichien, yang juga Ketua Umum DPP Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), Ketua Umum Induk Koperasi Nelayan Indonesia (Inkoneli), anggota Dewan Kelautan Indonesia (Dekin), dan Ketua Bidang Kerjasama dan Pemasaran Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP).
 
Ditanya mengenai perolehan suara PKP yang terus menurun sejak Pemilu 2004 dengan perolehan suara 1,4 juta, lalu turun ,menjadi 900.000 suara pada Pemilu 2009, naik menjadi 1,2 juta suara pada Pemilu 2014, dan kemudian pada Pemilu 2019 lalu hanya mampu meraih 312.000 suara, Yussuf Solichien menyebut kondisi itu sebagai tantangan besar di bawah kepemimpinannya saat ini.
 
“Kita tidak ingin mencari kesalahan siapa siapa, tapi ini menjadi PR kita semua. Lihat hasil pemilu yang terakhir, siapa yang mengatakan hasil itu membanggakan?” tanya Yussuf Solichien.
 
“Ada yang mengatakan ke saya, Pak ini ada yang menyebut PKP partai zaman wow lebih baik dan partai zaman old, tapi saya katakan hasil kan tidak bisa berbohong. Jangan terlalu bangga menyebut partai zaman wow tapi perolehan suara anjlok menjadi sangat kecil. Masalah kita bukan soal zaman wow, zaman now atau zaman old. Justru kita harus bersama-sama berjuang tanpa melihat tua muda, pangkat jabatan, status sosialnya, siapa pun orang itu yang benar-benar mendedikasikan dirinya untuk menaikkan elektabilitas suara PKP di Pemilu 2024.”
 
Menurutnya, dalam dunia politik tidak hubungannya dengan umur. Siapapun yang memimpin partai, walaupun dia generasi zaman now, tapi tidak mampu beradaptasi dengan perubahan zaman, maka dia akan hancur dimakan zaman. Seperti Dinosaurus, dia hebat pada zamannya, tapi tidak mampu beradaptasi dengan perubahan lungkungan, maka dia lenyap dimakan zaman.
 
"Apakah PKP mau menjadi seperti Dinosaurus? Jawabannya adalah tidak. Oleh karena itulah, seluruh pengurus baru PKP akan melaksanakan amanat Munaslub PKPI 2021 dengan semangat PKP Era Baru, Tekad Baru dan Semangat Baru!" tegas Yussuf Solichien.

Yussuf Solichien juga menyadari kepemimpinan baru di PKP memiliki tantangan lain dalam membangun soliditas. Hal itu dinilainya wajar, apalagi memang perlu waktu untuk bisa mengerti dan memahami satu sama lain. Kata pepatah kita tak kenal maka tak sayang.
 
Apalagi latar belakang Yussuf Solichien di TNI AL, sebagai orang yang terbiasa di lapangan, memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda.Hal itu antara lain dapat diketahui dari Buku Against All Odds (Melawan Segala Rintangan,Ada Kemauan,Tidak ada yang Tidak Mungkin) yang ditulis Yussuf Solichien yang sedikit banyak bisa mengetahui sosok mantan Komandan Pasukan Khusus Detasemen Jala Mangkara Korps Marinir (Denjaka), mantan Komandan Kodiklatal, dan Asrena Kasal ini.
 
Bagi Yussuf Solichien, melaksanakan perintah atasan dengan keikhlasan, ketulusan dan penuh rasa tanggung jawab,walaupun tidak sesuai dengan hati nurani. Selalu merenung dan mampu memahami garis hidup dan takdir. Dia juga mengaku akrab dengna gaya "keras" dan sering kali berteriak saat memberikan perintah karena sudah terbiasa di lapangan.
 
Tidak ada kamus lambat dalam bekerja bagi Yussuf, dan dia selalu tidak mau menunda pekerjaan melainkan menuntaskan pekerjaan sampai tuntas, bergerak cepat dan bekerja keras. Diapun berharap menjadi orang yang banyak akal, punya inisiatif dan mampu meyakinkan orang lain. Jadilah orang "gila" yang berani dan gigih berjuang untuk kepentingan Angkatan Laut (AL), masyarakat, bangsa dan negara.
 
Yussuf selalu menganjurkan agar menatap kedepan dan tidak melihat ke belakang, tidak mengikuti budaya bangsa ini yang kurang baik: ganti pemimpin ganti kebijakan, harusnya menyempurnakan yang seharusnya diperbaiki. Bahkan, Yussuf meminta jangan kecil hati saat dipandang sebelah mata.
 
“Punya kemauan, kemampuan, wawasan yang luas dan visi misi yang jelas serta dukungan semua pihak dan Tuhan YME pasti mampu dan berhasil,” tulis Yussuf Solichien. (jo2)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.