dr Terawan

JAKARTA, JO- Sejumlah tokoh termasuk anggota DPR RI mengikuti uji klinis Fase 2 vaksin Nusantara yang dipelopori eks Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, hari ini.
 
Beberapa nama tokoh yang terlihat mendaftar untuk disuntik adalah Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical), mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Melki Laka Lena, anggota Komisi XII DPR RI Adian Napitupulu.
 
Vaksin Nusantara ini sempat menjadi perdebatan karena belum ada lampu hijau dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Aburizal Bakrie melalui juru bicaranya Lalu Mara Satria Wangsa, mengakui mendapat suntikan vaksin nusantara di RSPAD Gatot Soebroto. Selain karena percaya pada kemampuan dr Terawan, Ical disuntik juga sebagai bentuk dukungan terhadap riset 'kontroversial' tersebut.

"Beliau bukan saja mendukung tapi juga mendoakan vaksin Nusantara sukses. Ini kan sesuai dengan permintaan Bapak Presiden agar kita mencintai produk dalam negeri," kata Lalu.
 
Pandangan senada disampaikan Gatot Nurmantyo. Menurut Gatot, dia memilih vaksin Nusantara karena merupakan hasil karya putra Indonesia.

"Saya ini lahir di sini, makan di sini, minum di sini, diberi ilmu di sini, dan dididik sebagai seorang prajurit di bumi pertiwi. Kemudian ada hasil karya putra Indonesia yang terbaik, kemudian uji klinik, kenapa tidak saya? Apapun saya lakukan untuk bangsa dan negara ini," tegas Gatot.

Sementara Adian Napitupulu yang mengaku datang atas inisiatif sendiri, tanpa undangan, memilih vaksin Nusantara karena tidak bisa mendapat produk vaksin Covid19 lainnya akibat riwayat penyakit jantung yang diidapnya. Waksin Nusantara menjadi satu-satunya harapan untuk menghadapi pandemi Covid-19.

"Saya punya penyakit jantung, ring sudah 5 Komorbid, jadi ada penyakit sendiri. Saya cari literasi terkait Sinovac, nggak bisa. Lalu AstraZeneca, efeknya penggumpalan darah itu bahaya buat jantung. Hari ini Johnson & Johnson juga ditunda pemberlakuannya di Amerika karena pembekuan darah," ujarnya.

Pada proses hari ini belum ada penyuntikan, melainkan baru pengambilan darah untuk diolah. Seminggu lagi, ia harus kembali ke RSPAD Gatot Soebroto untuk disuntik cairan darah yang telah diolah ala metode vaksin Nusantara.

Menurutnya, memang belum ada jaminan soal keberhasilan vaksin Nusantara. Namun untuknya yang tak bisa menerima jenis vaksin Covid-19 mana pun, vaksin ini menjadi satu-satunya harapan untuk dicoba.

"Saya juga warga negara yang punya hak untuk mendapat kesehatan dan divaksin. Sementara Sinovac tidak memungkinkan, AstraZeneca tidak memungkinkan, Johnson & Johnson tidak memungkinkan. Yang memungkinkan cuma ini, karena diambil dari sel darah sendiri sehingga tidak ada unsur luar yang masuk," imbuhnya.

Sebelum ditindak, Adian menyebut, telah dijelaskan lebih dulu perihal prosedur dan kemungkinan efek dari vaksin Nusantara.

Menanggapi status vaksin Nusantara yang hingga kini belum diberi izin oleh BPOM, Adian tegas bahwa dirinya lepas dari kontroversi mana pun, bahkan jika vaksin Nusantara kelak tak terbukti berhasil mengatasi Covid-19.

"Ya cari vaksin lain. Katanya Sputnik memungkinkan untuk orang yang punya penyakit seperti saya. Tapi kan nggak masuk-masuk sampai sekarang," sambungnya. (jo3)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.