Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana saat di Huta Raja, Samosir, beberapa  waktu lalu.
SAMOSIR, JO- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia tetap akan melanjutkan penataan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) prioritas di Danau Toba. Salah satunya penataan Kampung Ulos, Lumban Suhi, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara (Sumut).

Sektor ekonomi utama yang dapat rebound dengan cepat adalah sektor pariwisata. Karena itu Kementerian PUPR, akan segera membangun penataan Kampung Ulos," jelas Kepala Bappeda Samosir Rudi Siahaan, Selasa (7/7/2020) di Pangururan.

Kabupaten Samosir sebagai salah satu destinasi dalam KSPN Danau Toba, memiliki berbagai potensi alam dan keunikan budaya. "Salah satu yang menjadi fokus pemerintah pusat adalah Kampung Tenun, sebagai pembuatan kain tenun ulos khas Sumatera Utara secara tradisional,"ujarnya.

Menurutnya, kegiatan perajin tenun ulos yang menampilkan kearifan lokal, selama ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para turis domestik terutama mancanegara. "Di tengah pandemi Covid-19 ini, penataan Kampung Ulos menjadi program signifikan," imbuh Rudi.




"Kampung Ulos sudah pernah dikunjungi Presiden RI Joko Widodo baru baru ini. Berdasarkan koordinasi kita ke pemerintah pusat, Kementerian PUPR pada tahun ini telah memulai proses lelang pekerjaan Penataan Kampung Ulos," kata Rudi Siahaan.

Dijelaskan juga, penataan Huta Siallagan juga merupakan upaya Pemkab Samosir yang didukung Kementerian PUPR untuk segera dibangun. "Lokasi ini juga merupakan desa wisata yang menjadi objek prioritas disambangi wisatawan," pungkasnya lagi.

Sebagai pusat tenun warga setempat, Rudi mengungkapkan, kawasan Huta Raja juga masih menyimpan potensi budaya menarik Rumah Adat Batak Samosir atau Rumah Gorga yang perlu dilestarikan."Ada 40 unit rumah yang akan direhabilitasi Kementerian PUPR, sehingga kegiatan tenun akan dipadu dengan keunikan budaya Samosir," terang dia.

Program penataan Kampung Tenun Ulos Huta Raja, diharapkan akan menjadi ikon wisata budaya. "Maka perlu ditata dengan lebih baik serta dilengkapi dengan berbagai infrastruktur seperti air bersih sanitasi, lanskap menarik termasuk sumber daya penduduk setempat lanjut Rudi Siahaan. (fsrt)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.