Coronavirus test
JAKARTA, JO- Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta memaparkan, berdasarkan data Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, pada 28 Juli 2020 telah dilakukan test PCR sebanyak 5.258 spesimen. Upaya test PCR secara masif untuk menemukan kasus baru secara cepat agar dapat segera melakukan tindakan isolasi/perawatan secara tepat. Sehingga, memperkecil potensi penularan Covid-19.

"Sebanyak 4.752 di antaranya untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 542 positif dan 4.210 negatif. Untuk jumlah test PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 36.241," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Fify Mulyani, dikutip dari siaran pers PPID Provinsi DKI Jakarta, Rabu (29/7/2020).

Ia menjelaskan, WHO telah menetapkan standar jumlah test PCR adalah 1.000 orang per 1 juta penduduk per minggu. Berdasarkan WHO, Jakarta harus melakukan pemeriksaan PCR minimum pada 10.645 orang (bukan spesimen) per minggu, atau 1.521 orang per hari.

"Saat ini jumlah tes PCR di Jakarta setiap pekan adalah empat kali lipat standar WHO," imbuhnya.

Kondisi wabah di sebuah daerah hanya bisa diketahui melalui testing. Strategi tes-lacak-isolasi sangat penting dilakukan dalam penanganan wabah. Jumlah tes yang tidak memenuhi standar WHO berakibat makin banyak kasus positif yang tidak terlacak. Sehingga, semakin banyak pula yang tidak diisolasi, dan semakin meningkatkan potensi penularan Covid-19. Jakarta telah memenuhi standar itu, bahkan melebihinya.

Tes PCR di Jakarta dilakukan melalui kolaborasi 47 Laboratorium Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, BUMN, dan swasta. Pemprov DKI Jakarta memberikan dukungan biaya tes kepada Laboratorium BUMN dan swasta yang ikut berjejaring bersama dalam pemeriksaan sampel program.

Sementara itu, penambahan kasus positif pada hari ini sebanyak 584 kasus. "Dari total 584 kasus, 207 orang ditemukan dari tes Puskesmas dan 377 orang dari tes RS/Klinik/Lab. Dengan rincian, 377 kasus (64 persen) dari passive case finding atau orang yang mendatangi RS/Klinik/Lab; 140 kasus (24persen) dari contact tracing kasus sebelumnya; dan 67 kasus (12persen) dari active case finding," jelasnya.

Adapun jumlah kasus aktif di Jakarta saat ini sebanyak 7.037 kasus (orang yang masih dirawat/isolasi). Sedangkan, jumlah kasus Konfirmasi secara total di Jakarta pada hari ini sebanyak 20.470 kasus, Dari jumlah tersebut, 12.613 orang dinyatakan telah sembuh, sedangkan 820 orang meninggal dunia.




Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 6,6persen, sedangkan Indonesia sebesar 13,9 persen. WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5 persen. Namun, persentase kasus positif ini hanya bisa dianggap valid bila standar jumlah tes yang dilakukan telah terpenuhi. Bila jumlah tesnya sedikit (tidak memenuhi standar WHO), maka indikator persentase kasus positif patut diragukan.

Selama vaksin belum tersedia, maka penularan wabah harus dicegah bersama-sama dengan disiplin menegakkan pembatasan sosial dan protokol kesehatan. Perlu diingat selalu untuk memperhatikan dan menjalankan prinsip-prinsip ini dalam berkegiatan sehari-hari, dengan tetap tinggal di rumah dan tidak keluar bila tidak ada keperluan mendesak, selalu jalankan 3M: Memakai masker dengan benar; menjaga jarak aman 1,5 - 2 meter, dan Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin.

Kemudian seluruh kegiatan yang diizinkan beroperasi harus dalam kapasitas maksimal 50 persen dan menjalankan protokol kesehatan dengan ketat. Dan diharapkan juga mengingatkan sesama untuk selalu menerapkan protokol kesehatan.

Pemprov DKI Jakarta juga masih membuka kesempatan untuk masyarakat berbagi dengan sesama yang membutuhkan bantuan karena terdampak pandemi COVID-19 dalam program Kolaborasi Sosial Berskala Besar atau KSBB. Masyarakat dapat memberikan bantuan berupa bahan pangan pokok, makanan siap saji, hingga uang tunai. Informasi lengkap seputar KSBB dapat melalui situs corona.jakarta.go.id/kolaborasi. (jo-3)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.