Kegiatan Horja Bius Kenegerian Tomok, Samosir, Sumatera Utara.
TOMOK, JO- Pagelaran Horja Bius Kenegerian Tomok digelar di Desa Tomok Parsaoran Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara (Sumut), 29-30 November 2019.

Acara diawali dengan Kebaktian Rohani dan Gondang Mula mula dengan dikuti masyarkat Desa Tomok Induk dan masyarakat Desa Parsaoran. Mereka dilengkapi pakaian adat Batak (Hoba Hoba) berupa ulos Batak dengan acara sakral pawai diiringi Gondang Sabungan (musik Batak tradisional) menuju Yuki Beach.

Seremoni itu bertujuan agar masyarakat Tomok murah rezeki, dan para wisatawan domestik maupun manca negara jauh dari marah bahaya.

Samosir tak hanya terletak pada pesona alamnya, tapi juga kekayaan budayanya. Pesona alam serta kekayaan budaya tersebut pun dikemas dengan menggelar berbagai event yang disebut Horas Samosir Fiesta (HSF), yang merupakan rangkaian atraksi wisata selama setahun.

Hingga saat ini, sudah 6 event yang telah terlaksana, yakni Festival Gondang Naposo, Sigalegale Carnival, Samosir Music International, Samosir Lake Toba Ultra Marathon, Solu Bolon dan Lake Toba Film Festival & 1000 Tenda.

Event berikutnya yang akan digelar pada bulan November adalah Horja Bius, yang akan digelar pada 29-30 November 2019 di Desa Tomok Parsaoran, Kecamatan Simanindo.




Plt Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir Daulat Nainggolan, SKM, MKes melalui Kepala Bidang Promosi Pariwisata Shanty SE, MSi menerangkan bahwa Horja Bius merupakan model upacara konfederasi kampung dengan sistem pelestarian salah satu ritual budaya Batak kuno, sekaligus pertunjukan tradisi untuk suguhan wisata budaya bagi wisatawan,”ucapnya.

Dijelaskan, pada masa dahulu upacara Horja Bius bersifat sakral sebagai upacara persembahan kepada leluhur Ompung Raja Sidabutar yang telah mendirikan kampung Tomok. Budaya ini menggambarkan sistem musyawarah membahas segala permasalahan yang berujung pada sebuah keputusan untuk dijalankan secara bersama-sama.

Upacara Horja Bius selalu disertai dengan upacara Manghalat Horbo, kemudian mempersembahkan kerbau pilihan. Namun, masa kini telah dimodifikasi menjadi sebuah teater kolosal untuk melestarikan budaya Batak Toba dan mendukung perkembangan potensi pariwisata Danau Toba, khususnya Samosir, sebagai tujuan wisata kelas dunia.

"Walau atraksi tersebut sudah bercampur konsep modern, namun prosesi ritual seperti zaman dahulu tetap dipertahankan. Dan, ini adalah salah satu atraksi wisata yang kita harapkan dapat menarik wisatawan mancanegara,” ujar Shanty.

Di hari Kedua Horja Bius Tomok resmi ditutup Bupati Samosir Drs Rapidin Simbolon dengan harapan Tahun Mendatang Horja bius dapat lebih meriah dan dapat mendongkrat kunjungan wisata ke Tomok. (fsrt)


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.