Anggota MPR RI Dr Evita Nursanty, MSc saat melakukan sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Purwodadi, Grobogan, Jateng.
PURWODADI, JO- Anggota MPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Dr Evita Nursanty, MSc kembali mengingatkan pentingnya menanamkan cinta tanah air dengan merajut kebersamaan dalam kebhinekaan bangsa Indonesia.

Implementasi nilai cinta tanah air itu antara lain adalah dengan tidak melupakan budaya dan tradisi Indonesia, mempelajari sejarah perjuangan bangsa, menghormati simbol-simbol negara, berprestasi untuk bangsa dan negara, menjaga kerukunan sesama warga, bersikap patriotik, rela berkorban untuk negara.

Hal itu disampaikan anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Tengah III meliputi Pati, Blora, Rembang dan Grobogan dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan MPR RI di Hotel Kyriad, Jalan Gajah Mada No 10 Majenang, Kuripan, Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Selasa (26/11/2019).

Dalam penyampaiannya di hadapan 150 peserta yang juga dihadiri tokoh pendidikan di Grobogan Amin Hidayat, Evita Nursanty menjelaskan, hasil penelitian dari sebuah lembaga survei yang menyebut menurunnya publik yang pro-Pancasila selama 13 tahun terakhir.

“Penyebabnya antara lain merebaknya intoleransi, menonjolkan politik identitas: SARA, hoax yang berusaha menghancurkan legitimasi negara dan bangsa Indonesia, adu domba, radikalisme dan terorisme, narkoba, pornografi, dan terus menanam saling curiga. Ini harus menjadi perhatian kita bersama,” kata Evita.

Menurutnya, rasa bangga terhadap Indonesia dapat menjadi tameng (penahan) masuknya paham radikal seperti ISIS, sangat bangga menjadi warga negara Indonesia, serta bersedia menjaga keutuhan NKRI. Meskipun berdasarkan survei juga, diketahui masyarakat kita mayoritas masih bangsa terhadap Indonesia, namun dibutuhkan upaya terus-menerus untuk meningkatkan kecintaan terhadap tanah air ini.




“Kita ingin mengingatkan bahwa bangsa yang tidak bisa merawat kebhinekaan dan menjadikannya sebagai kekuatan untuk membangun dan bersatu, akan terus menghadapi konflik atau perang saudara, dan pada akhirnya akan menjadi bangsa gagal. Kita tidak ingin terus terjebak konflikseperti di Afghanistan, Suriah, Somalia,” sambung Evita.

Karena itu karena masyarakat tidak mau menjadi bangsa yang gagal, maka masyarakat harus terus merawat Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

Diingatkan, Indonesia adalah negara dengan keberagaman terbesar di dunia. Indonesia memiliki penduduk lebih dari 270 juta jiwa terbesar keempat di dunia, punya 13.466 pulau negara dengan jumlah pulau terbesar kelima di dunia, punya 1.340 suku, 700 bahasa daerah, 108.000 Km panjang garis pantai terpanjang ke-2 di dunia, dan mega biodiversity terbesar ketiga di dunia.

“Keberagaman ini menjadi sumber kekuatan dan pemersatu kita untuk menjadi negara yang maju dan sejahtera,” ucapnya.(jo-2)



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.