Pembukan Pelatihan Seni Pertunjukan di Samosir.
SAMOSIR, JO- Keindahan Danau Toba yang berpada dengan keanggunan seni budaya menjadi daya tarik tersendiri. Perpaduan itu diharapkan dapat menjadi pendorong kesejahteraan masyarakat di daerah ini.

Harapan itu disampaikan Thomson Hs, praktisi seni, sebelum memulai materi ‘Perspektif Bermain Drama dan Teater’ pada Pelatihan Seni Pertunjukan yang diselenggarakan Dinas Pariwisata Samosir, di Hotel JTS, Parbaba, Pangururan, akhir pekan lalu.

Selain Thompson Hs, yang merupakan praktisi yang memiliki banyak pengalaman di dunia seni pertunjukan di kancah nasional hingga internasional dan sebagai Direktur Artistik di Pusat Latihan Opera Batak (PLOt) Pematang Siantar, pelatihan ini juga menghadirkan narasumber berkompeten lainnya, yakni Dra Ruth Hertami Dyah Nugrahaningsih, MSi, PhD yang merupakan Lektor Kepala dan dosen sendratasik di Universitas Negeri Medan (Unimed) dan Irwansyah Harahap yang merupakan seorang komposer dan dosen di Etnomusikologi Universitas Sumatera Utara (USU).

Kerinduan masyarakat untuk mendapatkan kesejahteraan, seperti makna yang terkandung dalam puisi Thompson Hs, juga merupakan cita-cita yang sedang diperjuangkan Bupati Samosir Drs Rapidin Simbolon, MM.

Dalam sambutannya, Rapidin Simbolon mengapresiasi kegiatan pelatihan ini, karena ini merupakan salah satu bentuk nyata aplikasi program Kabinet Indonesia Maju yang baru saja digaungkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), yakni pembangunan sumber daya manusia (SDM).

Bupati menyampaikan bahwa kesejahteraan di Kabupaten Samosir dapat dicapai melalui sektor pariwisata. Dikatakan, agar masyarakat Samosir jangan terlena hanya dengan mengandalkan keindahan Danau Toba saja, tetapi harus berkreasi dan berinovasi untuk membuat agar wisatawan bisa betah lebih lama berada di Samosir.

Tentu atraksi, terutama atraksi budaya, adalah cara yang paling tepat agar wisatawan bisa betah di Samosir ini. Pembangunan aksesbilitas sudah besar-besaran dilakukan pemerintah, amenitas, seperti hotel, restoran dan lainnya, itu menjadi urusan investor.

"Nah, untuk atraksi, itu menjadi tanggung jawab masyarakat Samosir. Karena itulah pelatihan ini dilakukan, agar saudara-saudari sekalian yang menjadi garda terdepan dalam menciptkan atraksi budaya bagi wisatawan,” jelas Rapidin.




Dengan digelarnya pelatihan ini, bupati berharap agar ke depan akan semakin sering dilaksanakan atraksi seni yang berkelanjutan, semakin memperkaya gerakan-gerakan tari yang tentu saja tidak bertentangan dengan keaslian budaya Batak.

"Jadi, saudara sekalian yang nantinya akan mengisi event-event yang menyuguhkan atraksi seni dan budaya, seperti Saturday Culture di Pantai Indah Situngkir dan Saturday Night Culture di Gedung Kesenian Tuktuk Siadong. Saudara sekalian juga nantinya akan lebih paham, bahkan sampai kepada kostum, dandanan serta music pengiringnya. Kita begitu kaya akan budaya, tinggal bagaimana kita mengemasnya dengan baik. Mari belajar dari Bali, yang dengan mempertahankan budayanya, mampu menarik wisatawan,” ujar Wakil Ketua PDI Perjuangan Sumatera Utara Bidang Pariwisata ini.

Bupati juga mengatakan bahwa Pemkab Samosir mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk bidang pariwisata yang akan dipergunakan menggelar event-event, yang kebanyakan bertema seni dan budaya.

Plt Kepala Dinas Pariwisata Daulat Nainggolan, SKM, MKes dalam laporannya mengatakan, adapun maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk membangun dan mengembangkan keterampilan para peserta agar mampu merencanakan seni pertunjukan di wilayah masing-masing.

Kemudian, agar para peserta mampu menyelenggarakan kegiatan budaya yang menarik untuk dikunjungi wisatawan serta mampu mengembangkan kreativitas kegiatan seni pertunjukan secara optimal.

Ditambahkan, adapun peserta pelatihan ini sebanyak 40 orang yang terdiri dari guru-guru kesenian dan pengelola/perwakilan sanggar-sanggar seni. (fsrt)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.