Prajurit TNI Gelar Operasi Damaikan Dua Duku Kongo dan Amankan Ratusan Senjata

Prajurit TNI saat menerima senjata dari kelompok suku yang bertikai.
JAKARTA, JO- Satuan Tugas (Satgas) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXIX-A Rapidly Deployable Battalion (RDB) Mission de Organisation des Nations Unies pour La Stabilisation en République Démocratique du Congo (Monusco) berhasil mendamaikan dua kelompok suku yang bertikai Suku Twa dan Suku Bantu serta mengamankan ratusan senjata busur dan anak panah di Head Quarter Monusco wilayah Kampung Kambu, Elia, Kabeke dan Fatuma, Republik Demokratik Kongo, beberapa waktu lalu.

Satgas TNI Konga XXXIX-A RDB MONUSCO dibawah pimpinan Kolonel Inf Dwi Sasongko sebagai Dansatgas menyampaikan dalam operasi itu diberi nama “Operasi Laba-Laba” dalam misi Long Range Mission (LRM) bersama dengan staf Disarmament Demobilization Repatriation Reintegration and Resettelement (DDRRR).




Pada operasi tersebut Konga XXXIX-A RDB Monusco menugaskan sejumlah prajurit dipimpin oleh Kapten Caj Deliyana Yudha Negara, SPsi dan staf DDRRR dipimpin oleh Mr. Jeannot Moluba melaksanakan kegiatan selama empat hari di beberapa wilayah desa, diantaranya adalah Fatuma, Kambu, Kabeke, Elia, Kabwela, Lioni dan Mwanza.

“Di masing-masing desa tersebut juga dilaksanakan kegiatan layanan kesehatan gratis dan pendampingan psiko sosial oleh personel staf Civil and Military Coordination (CIMIC) sebagai sarana untuk komunikasi dan interaksi antara personel satgas bersama warga masyarakat,” jelas Kolonel Inf Dwi Sasongko.

Kolonel Inf Dwi Sasongko menambahkan bahwa operasi itu berhasil mendamaikan dua suku dan mengamankan sejumlah peralatan perang terdiri dari 315 busur, 550 anak panah, serta berbagai macam senjata tajam lainnya, yang diserahkan oleh masyarakat kepada Satgas TNI Konga XXXIX-A RDB Monusco.

Selanjutnya, Kolonel Inf Dwi Sasongko menuturkan bahwa penyerahan peralatan perang dari kedua suku tersebut dilatarbelakangi oleh niatnya untuk menghentikan peperangan dan menyatakan sepakat damai. “Kesepakatan tersebut telah dibuat beberapa bulan sebelumnya yang ditandatangani oleh kedua belah pihak yaitu Byandike Swedi Shambaza pemimpin dari Suku Bantu dan Kisibwe Ponda Mali pemimpin dari suku Twa,” katanya. (jo-17)


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.