Pertemuan 6th EAHC Steering Committee (EAHC-SC) yang berlangsung di Bali, Kamis (22/02/2019).
BALI, JO- Mitigasi bencana menjadi pokok pembahasan dan menjadi prioritas utama ke depan khususnya bencana yang ada di Indonesia beberapa waktu lalu, seperti Tsunami Selat Sunda dan Palu-Donggala mendapat perhatian Khusus para Delegasi dalam 6th EAHC Steering Committee (EAHC-SC) yang berlangsung di Bali, Kamis (22/02/2019).

Pertemuan 6th EAHC Steering Committee merupakan pertemuan yang tidak hanya untuk mengevaluasi kegiatan EAHC (The East Asia Hydrographic Commission) yang telah dilakukan di tahun sebelumnya, namun juga untuk membahas kendala yang ada di dalam organisasi dan untuk menentukan arah kebijakan EAHC di tahun yang akan datang.

Mengingat nilai strategis pertemuan EAHC bagi Indonesia dan TNI Angkatan Laut, 6th EAHC Steering Committee (SC) dibuka oleh Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Wuspo Lukito, SE, MM mewakili Kasal Laksamana TNI Siwi Sukma Adji, SE, MM.

Hadir dalam acara tersebut Sekjen IHO Dr Mathias Jonas juga Chairman EAHC Vice Admiral Dr Yukihiro Kato (Chief Hydrographer Japan Hydrographic and Oceanographic Department Japan Coast Guard) serta Kapushidrosal Laksamana Muda TNI Dr Ir Harjo Susmoro, SSos, SH, MH yang juga selaku Vice Chairman EAHC.

Terkait dengan dengan mitigasi bencana, utamanya yang terjadi di laut, Kapushidrosal Laksamana Muda TNI Dr Ir Harjo Susmoro, SSos, SH, MH menjelaskan bahwa Pushidrosal telah menunjukkan kiprah dan perannya, seperti dukungan hidrografi dalam kegiatan kemanusian dan penelitian geologi pasca bencana tsunami di Palu-Donggala dan Selat Sunda, serta dukungan hidrografi pencarian Cockpit Voice Recorder (CVR) Lion Air JT-610 di Perairan Karawang.




Dalam pertemuan yang berlangsung dua hari 21-22 Februari 2091 ini, juga dibahas tentang rencana adanya amandeman untuk mekanisme pengambilan keputusan pada statuta EAHC , dan rencana adanya amandemen pada resolusi IHO (International Hydrographic Organization) mengenai respon terhadap bencana maritim dan kontribusi guna pencegahan dan sistem peringatan dini (IHO Response to Marine Disasters and Contribution to Prevention and Alert Systems), yang kesemuanya itu diharapkan dapat terus mengembangkan peran positif EAHC bagi kawasan Asia Timur dan dunia, dan juga untuk memberikan manfaat kerjasama yang lebih besar bagi para negara anggota EAHC.

Pada kesempatan ini beberapa hal pokok yang dibahas adalah mengenai perkembangan pembangunan sistem MSDI (Marine Spatial Data Infrastructure), pengembangan kemampuan penyediaan data hidrografi bagi Negara anggota dan Negara di kawasan Asia Timur, rencana bergabungnya Vietnam sebagai anggota EAHC yang baru

Selain itu EAHC akan membentuk STAR yaitu Strategic Team Advance Roadmap yang akan menentukan strategi EAHC kedepan sejalan dengan Strategic Plan IHO khususnya untuk menghadapi tantangan Big Data, Internet of Things, Artificial Intelegence, Autonomous Ship dan Industri 4.0 untuk mendukung berbagai kepentingan.

Selain itu, target pembangunan basis data batimetri hingga 2030 juga dibahas. Untuk mendukung kesemuanya, perlu disiapkan standar data terbaru data hidrografi yaitu S-100 universal hydrographic data model untuk menjamin aksesibilitas, interoperabilitas, ketersediaan dan liabilitas dalam rangka mendukung berbagai kepentingan dan kebijakan maritim. (jo-17)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.