Facebook Tangguhkan Halaman yang Didukung Rusia Menargetkan Melenial

Facebook
JAKARTA, JO- Facebook dilaporkan telah menangguhkan tiga halaman video populer yang dirancang untuk menarik perhatian kelompok milenial setelah mengetahui bahwa halaman tersebut didukung oleh pemerintah Rusia.

Halaman-halaman itu, yang ditangguhkan Facebook pada Jumat, dijalankan oleh Maffick Media, yang pemegang saham mayoritasnya adalah Ruptly, anak perusahaan RT yang didukung Rusia, lapor CNN. Facebook berencana untuk menghubungi orang-orang yang menjalankan halaman dan meminta mereka untuk mengungkapkan afiliasi mereka untuk mendapatkan kembali halaman mereka, kata CNN.

Langkah ini tidak biasa dilakukan oleh Facebook, karena tidak mengharuskan pengguna untuk memberikan informasi tentang perusahaan induk. Tetapi dalam upaya meningkatkan transparansi pada platform, Facebook telah mengambil langkah agresif untuk mengidentifikasi informasi rahasia yang didukung pemerintah tentang layanannya.

Dengan lebih dari 2 miliar pengguna di seluruh dunia, Facebook berada di bawah tekanan untuk mengurangi disinformasi, ujaran kebencian, dan perilaku tidak autentik di situs. Pada 2017, perusahaan teknologi itu mengungkapkan pihaknya menemukan bukti bahwa Rusia menggunakan jejaring sosial untuk ikut campur dalam pemilihan presiden AS 2016 dan menabur perselisihan di antara orang Amerika. Sejak itu, Facebook telah merobohkan ratusan akun termasuk beberapa terkait dengan pengaruh kampanye oleh Iran.

Seperti dikutip cnet.com, hari ini, Facebook mengatakan bahwa pengguna tidak boleh disesatkan tentang siapa di balik halaman yang terhubung dengan mereka.




"Sama seperti kami telah meningkatkan penegakan perilaku terkoordinasi tidak terkoordinasi kami dan spam yang termotivasi secara finansial selama setahun terakhir, kami akan terus meningkatkan sehingga orang dapat memperoleh lebih banyak informasi tentang Halaman yang mereka ikuti," kata juru bicara Facebook dalam sebuah pernyataan. "Misalnya, kami sekarang meluncurkan pembaruan ke Halaman dengan audiensi besar secara bertahap untuk memasukkan informasi tentang negara asal mereka.

"Karena fitur ini belum tayang untuk semua, kami akan menghubungi admin Halaman ini untuk meminta mereka mengungkapkan informasi tambahan ini dan afiliasinya dengan perusahaan induk mereka untuk kembali ke platform," kata Facebook.

Maffick Media membantah melanggar aturan Facebook.

"Kami tidak melanggar kebijakan Facebook apa pun. Tidak satu pun dari konten kami yang mempromosikan disinformasi atau berita palsu," kata perusahaan itu dalam pernyataan di situsnya, Minggu.

Disinformasi telah lama menjadi bagian dari strategi kebijakan luar negeri Rusia, dan media sosial telah memungkinkan upaya trolling untuk berkembang dalam skala viral. Badan intelijen AS telah memperingatkan Kongres bahwa kampanye ini akan berlanjut di masa depan.

Halaman-halaman, yang berfokus pada peristiwa terkini, sejarah dan lingkungan, mengumpulkan lebih dari 30 juta tampilan sejak September, CNN melaporkan. (jo-4)


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.