Indonesia Matangkan Proposal TSS Selat Sunda dan Selat Lombok ke Sidang IMO

Kapushidrosal dalam pembahasan proposal Traffic Separation Scheme (TSS) Selat Sunda dan Selat Lombok,  di Hotel Grand Mercure Bandung, Selasa (18/12/2018).
JAKARTA, JO- Tiga instansi pemerintah yaitu Kementerian Koordinator Kemaritiman (Kemenkomar), Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub, dan Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) bertemu bersama guna mematangkan proposal Traffic Separation Scheme (TSS) Selat Sunda dan Selat Lombok, bertempat di Hotel Grand Mercure Bandung, Selasa (18/12/2018).

Proposal TSS Selat Sunda dan Selat Lombok tersebut akan disampaikan dalam Sidang Maritime Safety Committee-IMO, Sub Committee on Navigation, Communications and Search and Rescue (NCSR) ke-6 pada bulan Januari 2019 di kantor pusat IMO di London, Inggris.

Menurut Kapushidrosal Laksamana Muda TNI Dr Ir Harjo Susmoro, SSos, SH, MH yang dalam pertemuan tersebut didampingi Kadisnautika Pushidrosal Kolonel Laut (P) Dyan Primana Sobarudin dan Kasubdis Peta Khusus Letkol Laut (KH) Moh Qisthi Amarona, bahwa dokumen proposal TSS Yang Akan disampaikan pada Sidang NCSR meliputi: Establishment of New Traffic Separation Scheme and associated routing measures in the Sunda Straits, Lombok Straits Indonesia and Datum references status and provision of modern nautical charts covering Indonesian archipelagic sea lanes.

“Pushidrosal sebagai pendukung teknis penyiapan data hidrografi dan oseanografi dari proses survey hidrografi, penyiapan peta hingga penggambaran design TSS di atas peta, sudah dilaksanakan dalam 2 tahun terakhir,” kata Kapushidrosal.




Kapushidrosal yang juga Indonesia Chief Hydrographer tersebut menambahkan bahwa Kelompok kerja juga telah melaksanakan kajian penentuan TSS yang sangat komprehensif tersebut dengan data-data tambahan seperti pass-track AIS di perairan Selat Lombok dan Selat Sunda dalam beberapa tahun terakhir untuk mengetahui kepadatan lalu lintas laut yang ada serta kajian beberapa kemungkinan design TSS menggunakan metode risk assessment IWRAP (IALA Water Risk Assessment Program).

“Tahap selanjutnya adalah komunikasi secara intensif dengan pihak IMO terkait dengan proses pengajuan proposal TSS Selat Lombok dan Selat Sunda,” tambah Kapushidrosal

Pengajuan TSS kedua selat tersebut ke sidang IMO sangat penting, mengingat kedua Selat tersebut sangat strategis dan merupakan jalur pelayaran internasional.

“Selat Lombok Dan Selat Sunda yang merupakan chokepoint strategis, bagian dari ALKI dan Selat yang dilewati oleh pelayaran internasional sehingga penetapan TSS di Selat terzebut akan meningkatkan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan laut sebagai bagian program kebijakan kelautan Indonesia.” Tegas Kapushidrosal. (jo-17)





Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.