Mayjen TNI Tri Soewandono
JAKARTA, JO- Pasca bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah beberapa waktu lalu, kondisi wilayah dan korban berangsur sudah membaik. Penanganan terhadap para korban dan pendistribusian logistik serta pelayanan kesehatan berjalan dengan lancar.

Memasuki hari ke-25 masa tanggap darurat bencana, prajurit TNI yang tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) mendirikan shelter-shelter pengungsian yang berada di wilayah Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Hal tersebut dikatakan Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) Mayjen TNI Tri Soewandono, saat melaksanakan briefing kepada pelaksana teknis lapangan rekonstruksi wilayah Sulteng, bertempat di Markas Komando Resort Militer 132/Tadulako (Makorem 132/Tadulako), Kota Palu, Sulteng, Senin (22/10/2018).

Menurut Mayjen TNI Tri Soewandono, pendirian shelter untuk pengungsi dilakukan sambil menunggu pembangunan Hunian Sementara (Huntara) selesai. Shelter ini didirikan dengan tujuan untuk merelokasi pengungsi yang tersebar di beberapa tempat dan menyulitkan dalam pelayanan pendistribusian bantuan.

“Bahan shelter ini bantuan dari asing dan didirikan bersifat sementara berbentuk tenda dilengkapi Mandi, Cuci, Kakus (MCK), air bersih, pos pelayanan kesehatan dan area trauma healing sekaligus sebagai sekolah lapangan bagi anak-anak,” ujarnya.




Dalam pelaksanaan pendirian shelter bagi pengungsi, TNI mengerahkan Batalyon Zeni Tempur 8/Sakti Mandra Guna (Yonzipur 8/SMG) Kodam XIV/Hasanuddin dan Batalyon Zeni Tempur 17/Ananta Dharma (Yonzipur 17/AD) Kodam VI/Mulawarman serta Detasemen Zeni Tempur 8/Gawi Manuntung (Denzipur 8/GM) Kodam VI/Mulawarman yang ahli di bidang konstruksi, bekerjasama dengan Polri, Kementerian PUPR, Perguruan Tinggi berbagai yayasan dan relawan.

Selanjutnya Pangkogasgabpad menyampaikan bahwa koordinasi antar pelaksana teknis lapangan sangat diperlukan dari semua pihak yang terlibat dalam penanganan bencana di Palu, Donggala dan Sigi, agar setiap kendala yang ada cepat diatasi.

“Kogasgabpad akan selalu menginisiasi pertemuan dan berkoordinasi secara terus menerus dengan pihak Kementerian, PLN, PDAM, Unsur Geologi, Pemda dan pihak lain untuk kelancaran pelaksanaan tugas,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Panglima Kogasgabpad menyampaikan apresiasi kepada Tim dari Kementerian PUPR yang sudah mendesain konsep Huntara dengan mempertimbangkan kebutuhan dasar pengungsi. “Semoga apa yang kita lakukan bisa membantu masyarakat Palu, Donggala dan Sigi untuk kembali pulih dan membangun untuk kesejahteraan rakyat,” pungkasnya. (jo-17)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.