Ilustrasi
JAKARTA, JO- Ketentraman warga Meruya Selatan (Mersel) kembali terusik dikarenakan adanya kabar akan dieksekusinya rumah warga oleh PT Porta Nigra.

Warga Mersel dan Porta Nigra diketahui sebagai pemilik sah atas beberapa lahan berdasarkan keputusan pengadilan pada tahun 2007, mereka telah lama bersepakat berdamai dalam persoalan sengketa tanah itu.

"Sebenarnya kondisi saat ini sedang damai dan tenang, warga tidak lagi seperti dulu psikologisnya mengenai sengketa tanah di Meruya Selatan, jadi jangan mulai lagi membuat warga resah dengan informasi yang tidak jelas dari mana datangnya," ujar Abdulrahman,49, warga Mersel RW 08, kemarin.

Pria yang biasa dipanggil Moka ini menceritakan, sebelumnya warga memang pernah membuat tim kerja untuk menghimpun kekuatan dalam melawan pihak porta nigra yang akan mengeksekusi lahan mereka. Namun dikarenakan ada persoalan, tim kerja dibubarkan. "Karena merasa dihianati pengacara kami, akhirnya tim ini dibubarkan," katanya.

Hal yang sama juga diutarakan Zakaria,51. Pria yang menjabat sebagai ketua RT 07 ini mengatakan, disaat warga sudah hidup nyaman dan tentram tapi mengapa harus ada lagi kabar yang membuat warga bingung dan resah.

Sebelum ke Yogyakarta, Cek Dulu Tarif Hotel dan Ulasannya Ke Bandung? Cek Dulu Hotel, Tarif dan Ulasannya Disini Cek hotel di Lombok, bandingkan harga dan baca ulasannya Liburan ke Surabaya? Cari hotel, bandingkan tarif dan baca ulasannya Cek hotel di Parapat, Danau Toba, bandingkan harga dan baca ulasannya

"Sebenarnya apa yang dibela sih? Kami pengurus RT, sebagai pejabat legal di lingkungan Mersel ini tidak pernah sama sekali diberi tahu. Karna sepengetahuan saya tim ini sudah lama tidak aktif lagi," jelas Zakaria.

Dia menduga tim itu bekerja hanya untuk kepentingan pribadi. Karena menurutnya, jika tim bekerja untuk membela warga mersel tentu akan berkoordinasi. "Saya ngga setuju, tidak ada kordinasi dengan pengurus warga," ujarnya.

Sementara itu, kepada wartawan Direktur Utama PT Porta Nigra Heri Susanto menjelaskan soal sengketa lahan antara pihaknya dengan warga mersel telah diselesaikan secara kekeluargaan. Dia menegaskan pihaknya tidak akan melakukan eksekusi rumah warga, yang bisa mengganggu ketentraman warga Mersel.

"Adanya isu itu hanya untuk menciptakan suasana resah yang akhirnya bisa mengakibatkan konflik diantara kedua pihak. Kalaupun ada yang mau kami tempati, itu merupakan lahan kosong yang selama ini terbengkalai," kata Heri sambil menjelaskan bahwa aset Pemprov DKI pun tidak mereka usik apalagi rumah warga mersel.(hery lubis)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.