Ilustrasi
JAKARTA, JO - Diakhir bulan Oktober institusi Polri menjadi buah bibir dengan peristiwa bunuh diri Kanit Lantas Polsek Cipondoh Iptu Budi Riyono yang ditemukan tewas di rumah wanita idaman lain (WIL)-nya berinisial H di Perumahan Griya Kenangan, Cipondoh, Tangerang, Banten pada Sabtu (31/10) lalu.

Tak hanya itu, Polri juga `ditampar` dengan video dua oknum anggota polisi Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Banyuwangi yang asyik menghisap sabu-sabu.

Polri sendiri menyebut, kondisi demikian dikarenakan karena beban tugas di kepolisian yang bisa mengundang stres.

“Dari hasil penelitian kepada anggota reserse hasilnya 80 persen stres karena beban tugas,” kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Anton Charlyan di Mabes Polri di Jakarta, Senin, (2/11).

Menurut Anton, Polri melalui Divisi Propam dan Psikologi terus berupaya mencegah kejadian serupa terulang kembali.

“Kita terus berupaya mempelajari cara pencegahan agar anggota kami tidak melakukan bunuh diri maupun menggunakan narkoba. Divisi Propam dan Psikologi sedang menganalisa dan mempelajari upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah hal tersebut,” imbuhnya.

Institusi Polri sendiri sebenarnya menurut Anton sudah meminta para pimpinan di tingkat Polda, Polres maupun Polsek agar memberikan wawasan serta lebih terbuka pada anak buahnya.

“Sudah ada jam khusus untuk para anggota Polri berkumpul dengan pimpinannya. Kita juga memberikan opsi bagi anggota Polri yang ingin menyampaikan uneg-unegnya secara pribadi tanpa harus di depan umum ya dipersilahkan,” ucapnya.

Sebelum ke Yogyakarta, Cek Dulu Tarif Hotel dan Ulasannya Ke Bandung? Cek Dulu Hotel, Tarif dan Ulasannya Disini Cek hotel di Lombok, bandingkan harga dan baca ulasannya Liburan ke Surabaya? Cari hotel, bandingkan tarif dan baca ulasannya Cek hotel di Parapat, Danau Toba, bandingkan harga dan baca ulasannya

Meski demikian, langkah tersebut ternyata belum efektif dengan masih adanya tindakan bunuh diri dan penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oknum anggota Polri, Anton menjawab, semua kembali ke sikap dan sifat anggota. Namun pihaknya terus berupaya untuk mengevaluasi pemakaian senjata api.

“Meski sudah disaring ketat tetap saja kecolongan. Kami berharap ada saran dan masukan dari masyarakat agar tidak ada lagi anggota kami yang bunuh diri,” cetusnya.

Anton menambahkan, rentannya satuan narkoba yang kerap terkena dampak narkoba itu sendiri, merupakan risiko yang harus dihadapi anggota Polri. “Kerap terjun dalam investigasi undercover, membuat anggota tersebut tercebur dalam dunia narkoba dengan turut mengonsumsinya.”

Kapolri sendiri sudah memerintahkan upaya preventif dan represif dengan melakukan penyuluhan serta tes urin mendadak di tempat tertentu. Begitu juga dengan bagian intel dan reserse mendata siapa anggota yang terlibat narkoba.

Dirinya pun mengimbau kepada masyarakat agar melaporkan siapa saja termasuk oknum anggota Polri yang terlibat narkoba atau menunjukkan gelagat kurang baik. “Jangan takut untuk melaporkan. Karena ini sudah merusak citra kepolisian. Apabila ada anggota yang terlibat narkoba. Karena bisa dikuasai mafia. Masyarakat bisa ke Propam atau atasan oknum anggota tersebut,” pungkasnya. (amin)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.