Belum Ada Aktor Intelektual Dibalik Mahalnya Harga Daging Sapi

AKBP Agung Marlianto
JAKARTA, JO - Harga daging sapi yang meroket hingga mencapai Rp 130 ribu per kilogram ditambah kelangkaan daging, membuat polisi merazia lokasi feedloter (penggemukan sapi). Polisi menduga ada sejumlah pihak yang 'bermain' di tengah melonjaknya harga daging sapi, ada kartel yang mengatur harga daging sapi.

Subdit Industri dan Perdagangan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya AKBP Agung Marlianto mengatakan polisi melakukan sidak menduga ada kartel memainkan harga daging sapi saat ini, berhubung kartel merupakan importir yang juga pemilik perusahaan feedloter (penggemukan sapi).

Polisi mengindikasikan adanya permainan dari pihak importir sengaja menaikan harga di tengah kelangkaan daging sapi di pasaran. Hasil penyelidikan polisi, ada upaya dari para importir untuk mencegah penyembelihan sapi di RPH (Rumah Potong Hewan) di tengah kelangkaan yang terjadi saat ini.

Cek hotel di Lombok, bandingkan harga dan baca ulasannya | Liburan ke Surabaya? Cari hotel, bandingkan tarif dan baca ulasannya | Cek hotel di Parapat, Danau Toba, bandingkan harga dan baca ulasannya | Jalan-jalan ke Las Vegas? Temukan harga hotel terendah

“Dari penyelidikan yang dilakukan kepolisian belum ada aktor intelektual, ini murni inisiatif kebijakan perusahaan menaikan harga,” ujar Agung, di Jakarta, kemarin.

Dari hasil penyelidikan di feedloter PT Widodo Makmur Perkasa di Cileungsi, Bogor, ada sekitar 2.500 sapi dan dalam perjalanan ada 1.729 sapi. Kalau melihat dari jumlah sapi yang ada, sebetulnya pasokan daging sapi tidak langka. Memang ada beberapa pihak memanfaatkan kondisi ini untuk mengambil keuntungan sepihak.

“Point-nya dengan polisi melakukan sidak memaksa para produsen dan importir tidak melakukan penahan sapi yang siap potong dan menaikan harga semenah-menah,” tutup Agung. (amin)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.