Propam Polda Usut Penembakan Jamal di Priok
Ilustrasi |
Penyelidikan itu dilakukan menyusul protes yang disampaikan keluarga maupun kerabat Jamal, yang tidak menerima pria yang sebelumnya disebut sedang mabuk dan meneror tetangganya itu, ditembak di bagian punggung hingga tewas.
"Saya sudah perintahkan Propam untuk menyelidiki. Nanti akan kita lihat apakah ada inprodsedural atau tidak," kata Tito Karnavian.
Selain memerintahkan propam, Tito juga memerintahkan Kapolres Jakarta Utara untuk menyampaikan ke warga bahwa yang terjadi pada Jumat malam itu adalah tugas polisi.
Dikatakan, yang dilakukan polisi merupakan tugasnya dalam menjaga keamanan. Meski begitu, dia akan bersifat fair jika memang ada kesalahan yang dilakukan anggotanya.
Get the easiest, most engaging email marketing service anywhere, starting at only $8.16/month. Open your account now!
Sebelumnya Kapolres Jakarta Utara Kombes Susetio Cahyadi menjelaskan, ini semua berawal dari adanya laporan masyarakat. Laporan pun diterima polsek dan ditindaklanjuti.
Penembakan terjadi lantaran percekcokan antara Suprapto dan Jamal, yang berujung keributan yang terjadi di Kawasan RW 09 itu. "Kemudian berdampak kepada salah satu pihak mendatangi rumah pihak tertentu. Hal ini (menyebabkan) penghuni rumah menjadi terasa terancam akan keberadaan pelaku," kata Susetio Cahyadi.
Menurut Susetio Cahyadi, polisi yang datang ke lokasi kejadian, sempat melakukan imbauan secara kooperatif kepada Jamal.
"Polisi ingin menangkap dengan cukup kooperatif dengan cara imbauan. Korban sekaligus pelaku ini tidak mengindahkan apa yang diimbaukan petugas. Pelaku pun melarikan diri dan sempat terjadi pengejaran. Akhirnya, pada point terakhir, salah satu anggota Polsek Tanjung Priok melepaskan tembakan," kata Susetio Cahyadi.
Dikatakan Susetio, anggota yang melepaskan tembakan kala itu sudah sesuai SOP. "Terkait keluarga korban atau pelaku yang merasa keberatan anggota kami melepaskan tembakan, apa yang kita lakukan sudah melakukan tahapan-tahapan yang sesuai dengan SOP. Namun, tetap saja penembakan ini kami masih mendalami. Polres sedang menginvestigasi," kata Susetio Cahyadi.
Secara terpisah, seorang kerabat Jamal, Panca Nainggolan, menuding penembakan itu tidak sesuai dengan prosedur. Dia mempermasalahkan kenapa Jamal ditembak di bagian punggung, apalagi dikatakan Jamal sedang mabuk.
"Ini kenapa kerabat saya yang lagi mabok, kok main langsung tembak punggung belakangnya? Ini kan enggak sesuai prosedur. Memang Jamal mabuk, tetapi Seharusnya kan enggak seperti itu. Kakinya saja tembak," kata dia.
Menurutnya, saat itu keponakan Jamal bernama Chris datang mengadu ke Polsek Tanjung Priok. Katanya, si Jamal ini ketembak sama anggota polisi yang dibawa Suprapto. Ada dua anggota. Dua anggota ini datang untuk mengamankan si Jamal yang lagi mabok dan buat onar.
Panca menceritakan mulai dari awal, diketahui Jamal diduga tengah berselisih dengan Suprapto. Perselisihan itu pun berujung keributan. Kala itu, versi Panca, Jamal dipukul oleh Suprapto dan sempat dipisahkan warga sekitar yang saat itu tengah berbuka puasa bersama dengan kepolisian di kolong tol Sungai Bambu.
"Warga pada misahin yang lagi ikut bukber sama polisi. Alhasil, Jamal ini pulang ke rumahnya. Suprapto mungkin gak puas," sambungnya.
Masih versi Panca, Jamal yang awalnya mau mengadu tragedi pemukulan itu, justru keduluan Suprapto melapor ke Polsek.
"Dia (Suprapto) melapor ke polisi malah yang aneh-aneh. Katanya si Jamal mabok sambil nendang-nendang mobil anggota polisi," kata Panca.
Singkat cerita, kata Panca, berdasarkan laporan Suprapto, polisi datang dan mencari keberadaan si Jamal, dan Jamal pun lari ke lokasi dimana ia kemudian ditembak, dan terjatuh.
"Jamal jatuh, karena ditembak punggungnya. Yang saya bingung, kalau memang Jamal mabuk, kenapa enggak dirangkul saja. Orang mabuk kan gampang ditangani. Kok ditembak? "katanya.
Sebelumnya, Kapolres Jakut Susetio Cahyadi membeberkan dalam catatan kepolisian, Jamal tercatat sebanyak dua kali sebagai pihak terperkara di Polsek Tanjung Priok. (jo-8)
Tidak ada komentar: