Pemimpin Al-Wefaq, Sheikh Ali Salman (tengah)
JAKARTA, JO- Empat kelompok oposisi termasuk yang terbesar, Al Wefaq, berencana untuk memboikot pemilu parlemen yang akan digelar 22 November 2014 mendatang.

Hal itu dilakukan sebagai reaksi atas apa yang mereka sebut pemilu "yang sangat dikontrol otoritas penguasa".

Wefaq, yang memiliki kaitan dengan mayoritas Syiah Bahrain menegaskan, Sabtu (11/10), oposisi tidak akan mengambil bagian dalam pemilu karena parlemen terpilih tidak akan memiliki cukup kekuatan, dan karena distrik pemilihan lebih menguntungkan minoritas Sunni.

"Proses pemilihan tanpa peralihan kekuasaan secara damai melalui sistem monarki konstitusi hanya akan melahirkan sistem pemilihan yang tidak adil," kata kelompok oposisi dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters.

Cek Hotel di Jakarta, Bandingkan Tarifnya | Cek Hotel di Parapat, Danau Toba, Bandingkan Harga dan Baca Ulasannya | Cek Hotel di Bandung, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya | Cek Hotel di Surabaya, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya

Namun begitu Menteri Informasi Samira Rajab mengatakan semua bagian masyarakat Bahrain ambil bagian dalam pemilu, dan menyebut upaya boikot yang dilakukan oposisi terus dilakukan dengan cara lain, seperti melalui dewan kota.

"Mereka terus menaikkan bendera boikot dalam upaya membuka pintu masuknya campur tangan asing dalam urusan dalam negeri kami," kata Samira Rajab seperti dikutip Bahrain News Agency (BNA).

Sebelumnya pihak oposisi juga menuduh pemerintah menggunakan imigrasi untuk mengubah keseimbangan sektarian dalam rangka meningkatkan dukungan bagi keluarga penguasa Sunni al-Khalifa, tuduhan yang selalu dibantah oleh pemerintah. (jo-4)


Mengunjungi London? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya | Wisata ke New York? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya | Jalan-jalan ke Las Vegas? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.