Ilustrasi
JAKARTA, JO- Membangun bandara baru di Jakarta memerlukan kajian mendalam, termasuk posisi Bandara Soekarno-Hatta, kondisi bangunan di sekitar lokasi bandara baru, dan lainnya.

Hal itu disampaikan menanggapi rencana Pemprov DKI Jakarta untuk melakukan reklamasi dan membangun terminal terintregrasi termasuk bandara yang akan diberi nama Bandara Ali Sadikin.

"Harus mempertimbangkan semua aspek, antara lain sisi darat dan sisi udaranya. Oke untuk sisi barat mungkin bisa dilakukan karena reklamasi pantai, namun bagaimana dengan ruang udaranya, apakah tidak bersinggungan dengan Bandara Soekarno-Hatta?" tanya Sekjen Kemenhub Santoso Eddy Wibowo di Jakarta, Sabtu (13/9).

Dikatakan, kalau bandara baru itu nanti bersinggungan, maka yang dikuatirkan adalah bukannya membantu, tapi mengurangi kapasitas Soekarno-Hatta.

Eddy pun bicara soal pembangunan bandara lainnya di Banten, yakni Bandara Karawang, yang menurutnya sudah masuk dalam tatanan kebandarudaraan, dan kelak dimaksudkan untuk meringankan beban Bandara Soekarno-Hatta.

Hal yang sama dikatakan mengenai bangunan di sekitar bandara, karena di areal itu tentunya tidak bisa bangunan tinggi yang akan mengganggu penerbangan. Dari sini aspek bisnis untuk pengembangan lokasi bandara pun harus diperhatikan, sebab tidak mungkin lagi untuk membangun apartemen atau gedung perkantoran yang tinggi-tinggi di sana. (jo-2)

Mengunjungi London? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya | Wisata ke New York? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya | Jalan-jalan ke Las Vegas? Cek Daftar Hotel, Bandingkan Tarif dan Baca Ulasannya

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.