Kapolsek: Isu Kolor Ijo Sudah Sejak Sebulan Lalu Namun Belum Terbukti

Ilustrasi
SERANG, JO- Kapolsek Cikeusal, Serang, Banten, AKP Erwan Adi S mengakui, isu adanya Kolor Ijo yang gentayangan sudah sejak sebulan lalu melanda Desa Cilayang dan Sukarame. Namun, katanya, informasi itu masih isu dan belum terbukti kebenarannya.

Hal itu disampaikan AKP Erwan Adi, Senin (5/5) terkait isu itu. “Dari sebulan lalu memang sudah ada isu seperti itu, namun belum terbukti kebenarannya, karena hingga saat ini belum ada satupun warga yang memberikan laporan resmi,” ungkapnya.

Akibat isu ini hampir setiap rumah di desa itu memasang bambu kuning dan daun kelor. Warga memercayai, langkah ini, efektif untuk menghindari serangan ‘Kolor Ijo’ yang menghantui warga hampir sebulan terakhir. Kabarnya, tak kurang dari dua wanita menjadi korban pencabulan mistis yang hingga kini masih menjadi misteri.

Sementara seorang warga, Andi meminta aparat berwajib segera mengusut kasus tersebut. Ia juga meminta agar warga yang menjadi korban segera melaporkan ke aparat. “Saat ini kami resah dengan merebaknya isu tersebut, kami juga meminta Kepolisian agar mengambil langkah dan bertindak cepat,” katanya.

Warga Cilayang, Anton, mengaku, di daerahnya saat ini tengah diteror isu ‘Kolor Ijo’ atau pemerkosa misterius. Isu tersebut membuat keresahan warga disekitar kampung mengkhawatirkan sosok kolor ijo menyambangi rumahnya.

“Akibat merebaknya isu Kolor Ijo, warga di daerah saya pada ketakutan, ada juga yang pergi meninggalkan rumah,” jelas Anton yang biasa dipanggil Dewa kepada wartawan, Senin (5/5).

Lebih jauh Dewa mengungkapkan, mencegah kolor ijo menyambangi rumah warga, sebagian warga memasang sejumlah alat antikolor ijo atau alat penolak bala. “Banyak di kampung saya sengaja memasang bambu kuning dan daun kelor, biar tidak disamperin kolor ijo,” jelas Dewa.

Dewa menambahkan, menurut khabar yang beredar, salah satu korban yang berasal dari Kampung Bangkong, Desa Sukarame, saat ini stress. Meski demikian pihak keluarga menolak untuk melakukan visum dan melaporkan kasus tersebut ke kepolisian. “Mungkin, mereka malu, karena itu merupakan sebuah aib,” katanya. (jo-16)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.