Bocah-bocah Pengemis-Pengamen di Kota Tua, Antara Kasihan dan Rasa Kesal

Bocah-bocah mendatangi para pengunjung Kota Tua. (foto:jo-6)
JAKARTA JO- Kota Tua, Jakarta Barat (Jakbar) menjadi andalan DKI Jakarta sebagai situs sejarah sekaligus penarik wisatawan. Pembenahan pun sudah dipatrikan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), namun persoalan pengemis dan pengamen hingga kini belum juga ada solusi permanen.

Coba lihat saja setiap hari di sekitar Museum Fatahillah dan di semua sudut jalan yang menjadi pusat keramaian. Bocah-bocah pengamen dan pengemis sangat rajin menyambangi setiap orang. Mereka meminta-minta uang. Para pengunjung yang sedang menikmati sajian kuliner, misalnya, tidak bisa menutupi kekecewaan mereka. Antara kasihan dan merasa terganggu bercampur jadi satu.

Apesnya, jika sekali sudah diberi, rombongan anak lainnya juga datang bergantian. "Ini mengganggu sekali," kata Heri, 25, warga Tangerang yang ditemui di sebuah tenda kuliner. "Kasihan sih kasihan, tapi kan kalau terus-terusan bukan rasa iba yang muncul tapi rasa kesal," sambungnya.

Kerumunan bocah siap beraksi.
Dia pun berharap pihak terkait untuk mengambil inisiatif melakukan tindakan karena menurut Heri, tindakan tegas memang dibutuhkan dalam urusan begini. "Saya takut upaya untuk membenahi Kota Tua akan kontraproduktif jika persoalan pengemis dan pengamen ini tidak bisa diselesaikan," begitu Heri. (jo-6)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.