Tidak Ada Kata Lelah untuk Petugas Tagana Membantu Warga
Semangat Tagana |
Meski mereka hanya sebatas tim relawan saja,dan yang tidak terikat dengan petugas PNS, namun bagi para relawan itu, membantu warga yang mengalami korban bencana menjadi panggilan tugas yang tidak bisa dikesampingkan. Mereka bahkan rela tidak berkumpul dengan keluarga untuk memberikan bantuan.
"Bagi kami membantu warga korban bencana itu sangat senang, karena kita bisa berbagi kepada warga korban bencana. Saya merasa sangat puas sekali kalau bisa membantu," ucap Idris, Kordinator Tagana Jakarta Barat kepada JakartaObserver.com, Rabu (22/1) siang ini.
Idris mengungkapkan,Tagana dibentuk pada tahun 2006 oleh Kementerian Sosial. Sebelum Tagana bergabung di Kementerian sosial, masyarakat selalu menilai pemerintah lambat dalam menangani korban bencana. Pengurus Tagana kemudian membentuk tim untuk melatih masyarakat yang ada di lokasi bencana.
"Sebenarnya sejak dulu Tagana sudah ada,cuma belum teroganisir.Tapi setelah dibentuk kemudian kita melatih masyarakat yang ada di sekitar lokasi bencana untuk bergabung ke Tagana, agar proses bantuan cepat langsung langsung turun ke lokasi bencana," katanya.
Menurutnya, pada prinsipnya anggota Tagana itu bersifat one command, one rules, one corps, atau satu komando, satu barisan dalam membantu korban banjir
"Kita ini satu komando, satu aturan dan satu korps dalam memberikan bantuan," sambung Idris saat ditemui di Kecamatan Cengkareng usai membantu membuat makanan siap saji untuk warga korban banjir di wilayah itu. (leman)
Tidak ada komentar: