Pengamen dan Anak Jalanan pun Unjuk Rasa: "Tolong Jangan Tangkap Kami"

Pengamen jalanan.
JAKARTA, JO- Siapa bilang unjuk rasa hanya milik mahasiswa dan aktivis. Buktinya para pengamen dan anak jalanan ini pun berani buka suara. Berbekal karton-karton bertuliskan kalimat protes, mereka pun meminta agar Dinas Sosial dan Satpol PP tidak menangkapi mereka lagi.

Aksi unjuk rasa dilakukan sekitar 70 orang pengamen dan anak jalanan di Kantor Dinas Sosial DKI Jalan Gunung Sahari 2, Jakarta Pusat. Selain menuntut tidak lagi ditangkap, mereka mendesak agar rekan mereka dibebaskan.

Rekan yang dimaksud adalah Euis, perempuan yang ditangkap di Kedoya karena diduga sebagai pekerja seksual, yang masih ditahan pihak Dinas Sosial.

Setelah beberapa lama melakukan aksi di luar gedung dengan berorasi dan meneriakkan tunutan, akhirnya Kabid Pengembangan Kesejahteraan Sosial Tarmijo Damanik mempersilakan perwakilan pengamen ini masuk ke kantor untuk melakukan dialog.

Sebelumnya, salah seorang pengamen, mengatakan saat ini setiap hari mereka merasa was-was, karena terancam akan ditangkap petugas Dinas Sosial dan Satpol PP. Padahal mereka hanya mencari makan untuk bertahan hidup di Jakarta.

"Tolonglah jangan tangkap kami lagi," katanya.

Soal aksi anak jalanan, sebenarnya bukan pertama kali kejadian mereka melakukan aksi unjuk rasa. Aksi yang sama juga pernah dilakukan sekitar 50 anak jalanan di PN Jakarta Selatan ketika enam orang teman mereka disidang di sana pada 19 September 2013 lalu.

Enam anak yang disidang itu dituduh membunuh seorang remaja berusia 18 tahun di bawah jembatan Pasar Cipulir, Jakarta Selatan, dan diancam penjara 18 tahun. Tapi menurut rekan-rekan mereka, keenam anak itu adalah korban salah tangkap. (jo-5)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.