Gusur Rumah Pensiunan Tanpa Siapkan Pengganti, PT KAI Dinilai Tak Manusiawi
PT KAI |
Menurut salah seorang penghuni korban gusuran, Eny, 45, langkah PT KAI membongkar tempat tinggal mereka tanpa terlebih dahulu mencarikan tempat tinggal bagi mereka, merupakan tindakan tidak manusiawi.
"Kami meminta PT KAI lebih manusiawi.Kalau menggusur carikan solusinya.Kalau belum ada solusinya ya jangan main gusur saja,"ucap Eny.
Korban gusuran lainnya, Sukma, 56, menilai penggusuran rumah dinas yang dilakukan oleh PT KAI sangat keterlaluan. "Kita bukannya hewan, tempat tinggalnya dibongkar lalu ditinggalkan begitu saja.Kita ini manusia yang punya hati dan perasaan.Harusnya PT KAI punya hati nurani,setidaknya sebelum membongkar rumah yang kami huni,mereka terlebih dahulu mencarikan pengganti tempat tinggal untuk kami," kata Sukma.
Dia lalu meminta kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk bersedia turun tangan terkait masalah gusuran rumah dinas tersebut. Menurut Sukma,mereka yang tempat tinggalnya digusur oleh PT KAI adalah penduduk resmi warga DKI Jakarta.
"Pak Gubernur Jokowi, tolong bantu kami," teriak Sukma.
Kemarin, sebanyak 250 aparat gabungan PT KAI, Satpol PP,TNI dan Polri membuldozer 36 rumah dinas pensiunan PJKA yang berlokasi di Jalan kampung Bahari,Kelurahan Tanjung Priok hingga rata dengan tanah.Meskipun warga pensiunan protes dengan aksi pembongkaran yang dilakukan oleh PT KAI itu,tetapi petugas tampaknya tidak perduli,mereka langsung menerobos dan mengobrak-abrik rumah yang dihuni oleh warga tersebut. (leman)
Tidak ada komentar: