SBY Sayangkan Sikap PM Australia, Janji Review Sejumlah Kerjasama

Presiden SBY
JAKARTA, JO- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyayangkan sikap PM Australia yang meremehkan penyadapan terhadap Indonesia.

Presiden juga menegaskan, akan meninjau ulang sejumlah kerja sama strategis dengan pihak Australia dan Amerika Serikat (AS).

"Saya menyayangkan pernyataan PM Australia yang menganggap remeh penyadapan terhadap Indonesia, tanpa rasa bersalah," kata SBY dalam akun twitternya @SBYudhoyono, hari ini.

Menurut SBY, tindakan AS dan Australia sangat mencederai kemitraan strategis dgn Indonesia, sesama negara demokrasi.

"Kita juga akan meninjau kembali sejumlah agenda kerjasama bilateral, akibat perlakuan Australia yang menyakitkan itu," lanjut SBY.

Masih kata Presiden, Indonesia juga minta Australia berikan jawaban yang resmi dan bisa dipahami masyarakat luas atas penyadapan terhadap Indonesia.

"Hari ini, saya instruksikan Menlu Marty Natalegawa utk memanggil ke Jakarta Dubes RI utk Australia. Ini langkah diplomasi yg tegas," begitu SBY.

Sebelumnya diberitakan, badan intelijen elektronik Australia, Defence Signal Directorate, melacak aktivitas telepon seluler Yudhoyono selama 15 hari pada Agustus 2009 saat Kevin Rudd dari Partai Buruh menjabat sebagai perdana menteri.

Dalam daftar target pengintipan tersebut juga terdapat nama Wapres Boediono yang pekan lalu berada di Australia, mantan wapres Yusuf Kalla, jurubicara bidang luar negeri, menteri bidang keamanan serta menteri komunikasi dan informasi.

Pengungkapan terakhir dokumen Snowden tersebut muncul hanya beberapa minggu setelah adanya laporan yang mengklaim bahwa pos-pos diplomatik Australia di luar negeri, termasuk Jakarta, terlibat dalam jaringan luas pengintaian yang dipimpin AS, yang memantik reaksi kemarahan Indonesia.(jo-1)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.