Hidup adalah mainan. (foto-foto: jo-2)
JAKARTA, JO- Pernah melintas ke Jalan Asemka, Jakarta Barat (Jakbar)? Di bawah jembatan layang, persis di dinding yang menghadap jalan tembus Jalan Asemka ke arah Museum Bank Mandiri yang  berlokasi di Jalan Lapangan Stasiun No1, Jakbar; mural dengan berbagai bentuk dan tulisan terlihat di sana.

Entah siapa yang membuatnya, namun apa yang disajikan bukan hanya menggambarkan "wajah" Pasar Asemka yang dipenuhi pedagang mainan anak-anak, disana juga terlukis kegalauan hati sang seniman mural.

Bersiasat jangan berkhianat.
"Hidup adalah mainan", begitu bunyi salah satu mural yang terpampang di dinding jalan layang itu. Di sampingnya dilukiskan dua boneka sedang berboncengan naik sepeda. "Pedagang adalah pejuang", "Nyari makan dari mainan", "Asemka", begitu bunyi tulisan lain. Ada juga tulisan "Visualjalanan.Org". Mereka kah penciptanya?

Mural lainnya juga menarik perhatian. Gerbong kereta api mainan dengan kaki-kaki manusia di bawah gerbong. Lalu ada tulisan-tulisan yang lagi-lagi bermakna banyak. "Bersiasat jangan berkhianat", begitu bunyi tulisan di gerbong kereta,seperti Jakarta Observer saksikan, Selasa (12/11) kemarin.

Berdagang adalah berjuang.
Lalu di ujung jalan layang, sedikitnya lima boneka tampak dilukis dengan tangan ke atas, seakan-akan sedang mengangkat jembatan layang dengan susah payah. Di masing-masing boneka ada tulisan yang menyampaikan pesan berbeda. "Jakarta beras, Bung!", tulisan di dada boneka paling ujung. "Berdagang adalah berjuang", tulisan di sebelahnya. Kemudian "Setrong" dan "Kuat adalah siasat".

Mural-mural itu mungkin sepele bagi banyak orang yang melintas. Mungkin juga tidak ada yang mau peduli. Tapi setidaknya mereka mencoba untuk bernafas. Dan berbicara. (jo-2)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.