Peningkatan Readymix Jalan Depag Asal Jadi, Seminggu Sudah Retak
Peningkatan Jalan Kompleks Depag Kedaung Kali Angke |
Berdasarkan keterangan yang dihimpun Jakarta Observer (JO) dari warga RW03, Kedaung Kali Angke, pekerjaan perbaikan jalan ini sejak awal banyak kekurangan yang tidak sesuai dengan spesifikasi betonisasi jalan.
"Sejak awal banyak yang tidak sesuai. Kami lihat sendiri salah satu ketebalanya bervariasi mulai dari ketebalan 13,15,17 dan 18 sentimeter. Selain itu tidak memakai curing, join sealent, tulang dowel, plastik tidak ada,seperti bekisting rigit hanya sekedarnya saja dan wet lean concrete 5 sentimeter tidak di laksanakan di tambah lagi keterlambatan penyelesaian kegiatan," kata Surip, warga setempat di Jakarta, hari ini.
Karena tidak dipasang sesuai spesifikasi teknis maka kualitasnya jadi kurang bagus, terbukti sepanjang jalan baru seminggu selesai di perbaiki sudah terlihat pecah-pecah dan retak-retak.
( Cek hotel di Nusa Dua, Bali, bandingkan tarif dan baca ulasannya | Cek hotel di Seminyak, Bali, bandingkan tarif dan baca ulasannya | Cek hotel di Kuta, Bali, bandingkan tarif, dan baca ulasannya )
"Baru seminggu selesai dikerjakan sudah rusak. Proyek ini asal jadi, seharusnya peningkatan jalan Kompleks Depag ini dibuat bagus agar tahan lama sebab sepanjang jalan itu banyak genangan air. Karena itu kami sudah laporkan kepada anggota DPRD DKI Jakarta," ungkap Surip.
Papan proyek di kios penjual daging sapi. |
Dari pantauan Jakarta Observer di lapangan, pelaksanaan Readymix ukuran 4 x 5 meter memakai K 350 tebal 20 sentimeter, tapi di lokasi pekerjaan ketebalannya memang bervariasi, mulai dari ketebalan 13 sentimeter hingga 16 sentimeter.
Menurut warga, pihaknya sudah menegur pihak pelaksana proyek akibat tipisnya betonisasi yang dilaksanakan persis di depan masjid sehingga pihak pelaksana melakukan betonisasi dua kali untuk menambah ketebalannya yang akhirnya terlihat sepanjang jalan 50 meter di lokasi itu bergelombang.
Tidak hanya itu,pembuatan direksi keet atap asbes gelombang, dinding triplek tidak ada,menurut salah satu pengawas proyek yang diunjuk perusahaan tersebut mengakui memang bedeng tidak boleh tidak ada dengan alasan keterbatasan lokasi. Jakarta Observer memang tidak melihat bedeng di lokasi,hanya saja ada hanya spanduk nama proyek tergantung di salah satu pasar pedagang daging sapi tak jauh dari lokasi proyek. (jo-6)
Tidak ada komentar: