Akil Tegaskan Bukan Penghianat, Titip Isteri dan Anak-anak

Akil Mochtar
JAKARTA, JO- Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar mengungkapkan peristiwa penangkapan versi dirinya. Dia mengatakan  yang terjadi  bukanlah "tertangkap tangan", namun dia juga menyatakan mundur dari jabatan ketua KPK dan hakim konstitusi.

Hal  itu disampaikan Akil dalam surat yang disampaikannya kepada MK pada Jumat (4/10). Akil sendiri menulis surat ini dengan tangannya dan dikirimkan dari rutan KPK melalui kurir.

Akil pun menegaskan dirinya bukanlah penghianat, walaupun dirinya harus mati untuk itu semua. Bahkan dia pun "menitipkan" isteri dan anak-anaknya jika suatu ketika mereka "bertanya hal yang perlu mereka ketahui, mohon ditegur sapa kepada mereka".

Untuk mengetahui lebih jauh, berikut bunyi surat Akil yang diperoleh wartawan, hari ini.

Jakarta, 3 Oktober 2013

Kepada Yth.
Yang Mulia Bapak/Ibu Hakim Konstitusi


Ass. Wr Wb

1. Saya mohon maaf kepada Bpk/Ibu hakim konstitusi dan kepada seluruh staf dan karyawan MK.

2. Sejak tanggal surat ini saya mengundurkan diri sebagai hakim MK.

3. Walau tidak untuk dipercaya atau tidak perlu percaya kepada saya, kiranya saya perlu menjelaskan kejadian yang sebenarnya;

A. Rabu malam saya baru sampai di rumah sekitar jam 8 lewat, mandi ganti pakaian dan berbicara dengan istri. Saya diberitahu ada tamu oleh penjaga rumah kediaman. Saya menuju ke pintu mau membuka pintu lalu ada ketukan, dan pintu saya buka, dan ada petugas dari KPK memperkenalkan diri dengan mengatakan ada dua orang lagi duduk di teras halaman depan, dan diminta menyaksikan lalu saya hanya kenal dengan Chairun Nisa, yang pernah SMS beberapa waktu lalu mau bertamu ke rumah, saya jawab dengan SMS, silahkan tapi jangan malam-malam karena saya ngantuk.

Ketika saya menyaksikan kedua orang itu digeledah, dari laki-laki yang tidak saya kenal itu didapati beberapa amplop, sedangkan dari Chairun Nisa hanya didapati beberapa buah HP. Sedangkan satu orang lagi laki-laki, saya tidak pernah melihat katanya menunggu di mobil putih.

Saya merasa saya tidak pernah tertangkap tangan! Selanjutnya saya diminta ke kantor KPK untuk menjelaskan kejadian itu yang terjadi di teras rumah saya itu. Saya tidak tahu latar belakang kejadian. Saya tidak pernah meminta uang atau janji sepeserpun! Yang kemudian saya ditetapkan sebagai tersangka.

Banyak saksi kejadian itu, ajudan, petugas jaga dari kepolisian dan security. Kalau kaitannya dengan pilkada Gunung Mas silahkan diamati rekaman sidang, dua hakim anggota, satu panitera pengganti dan panitera. Bagaimana pengambilan keputusan perkara dimaksud. Semua berlangsung sesuai prosedur dan tidak ada satupun dipengaruhi oleh saya.

B. Pilkada Lebak: saya lebih tidak mengerti lagi karena sudah diputus, sudah dibacakan putusan, semua proses sidang pengambilan keputusan semua dilakukan dengan musyawarah mufakat, tidak ada sama sekali saya menginteruksi, ada PP (Panitera Pengganti) dan panitera yang menyaksikan proses musyawarah tersebut.

Katanya ada SMS dari pengacara Susy kepada saya meminta dibantu perkara tersebut. Saya tidak pernah meminta uang atau janji dari perkara tersebut, tapi saya dijadikan tersangka.

4. Demi Allah Yang Maha Menyaksikan saya akan menghadapi ini dengan tabah dan yakin terhadap semua ini. Tiada pertolongan yang lebih baik kecuali dari Allah.

Ditengah berita yang mendzolimi saya, menyudutkan dengan hal-hal yang aneh mengikuti perkara ini, saya tidak akan merubah sikap saya terhadap bangsa ini.

Saya bukan penghianat! Walau saya harus mati untuk itu semua.

5. Kepada Bapak/ibu Hakim, maupun kolega saya: Jika dalam perjalanan yang panjang ini, siapa tahu istri dan anak-anak saya membutuhkan petunjuk, sekiranya Bapak/Ibu jika berkenan, bila mereka bertanya hal yang perlu mereka ketahui, mohon ditegur sapa kepada mereka.

Terimakasih.

Akil Mochtar

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.