712 Kebakaran Sejak Januari, Damkar Minta Tambahan Alat Pemadam

JAKARTA, JO- Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar dan PB) DKI Jakarta mencatat, sejak Januari hingga 25 September 2013 hingga kini, tercatat 712 kasus kebakaran terjadi di Jakarta. Penyebab utamanya adalah korsleting listrik.

Menurut Kepala Dinas Damkar dan PB DKI Jakarta Subejo di Jakarta, Kamis (3/10), dari jumlah itu, peristiwa kebakaran tertinggi berada di wilayah Jakarta Barat dengan 199 kasus, disusul Jakarta Timur 155 kasus, Jakarta Selatan 151 kasus, Jakarta Utara 109 kasus, dan Jakarta Pusat 97 kasus.

Total kerugian atas kasus kebakaran sepanjang tahun 2013 mencapai sekitar Rp 124 miliar. Meski demikian, jumlah kebakaran di tahun 2013 ini diprediksi justru akan menurun dibanding tahun 2012 yang mencapai 1.093 kasus, dengan total kerugiannya mencapai Rp 290 miliar.

"Penyebab kebakaran didominasi oleh korsleting arus listrik. Sebab rata-rata usia kabel di ibu kota sudah puluhan tahun," kata Subejo.

Dia pun menganjurkan untuk tetap menggelar pelatihan dan sosialisasi kepada masyarakat untuk melakukan pencegahan dini. Selain itu, dia pun meminta tambahan alat pemadam kebakaran, khususnya di tengah-tengah pemukiman penduduk. Hal itu agar penanganan kebakaran lebih mudah. Idealnya, kata dia, setiap 100 meter ada tabung pemadam.

Peralatan itu antara lain terdiri dari tabung pemadam, pompa portabel, dan sepeda motor kebakaran. Khusus untuk tabung yang lebih mudah penggunaannya, pihak Damkar dan PB DKI mengupayakan terus agar penambahan tersebut dapat direalisasikan. (jo-2)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.