Presiden Iran Berharap "Dialog Konstruktif", Akhiri Rivalitas "Tak Sehat"

Hassan Rouhani
JAKARTA, JO- Presiden Iran Hassan Rouhani menyampaikan pesannya kepada rakyat Amerika dan dunia bagi pendekatan konstruktif dalam menghadapi isu-isu termasuk program nuklir negaranya, dengan alasan kegagalan mengenai hal itu "menyebabkan kehilangan bagi semua orang".


"Kita harus bekerja sama mengakhiri rivalitas tidak sehat dan gangguan yang menjadi bahan bakar kekerasan dan memisahkan kita," kata Rouhani dalam tulisan opini yang dimuat Kamis malam waktu Washington DC di situs Washington Post.

Ini bukan pertama kalinya seorang pemimpin dari sebuah negara yang bertentangan dengan AS menggunakan surat kabar untuk menyampaikan padangannya. Minggu lalu, misalnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menentang intervensi militer internasional di Suriah, yang mendapat reaksi negatif dari politik AS.

Tapi nada Rouhani berbeda dengan Putih, yang menggaungkan tema "kehati-hatian dan harapan", dan janji keterlibatan lebih positif dengan seluruh dunia yang membantu mendorong pemenangannya pada pemilu Iran bulan Juni lalu.

"Untuk keluar dari jalan buntu, kita perlu tujuan yang lebih tinggi," katanya. "Daripada berfokus pada mencegah ke arah lebih buruk, kita harus berpikir dan berbicara mengenai bagaimana membuat lebih baik."

Menurutnya, masa pertumpahan darah, dan ide diplomasi "zero sum game" tidak lagi berlaku dalam dunia yang berubah. Rouhani menyebut, para pemimpin harus terlihat satu sama lain atas dasar pijakan yang sama dan saling menghormati. (jo-3)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.